DNVN - Kebutuhan akan panti jompo semakin mendesak karena proses penuaan penduduk Vietnam diperkirakan akan terus meningkat. Seiring dengan itu, struktur keluarga juga berubah secara signifikan, dengan proporsi lansia yang tinggal bersama anak dan cucu mereka yang secara bertahap menurun.
Menurut Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), Vietnam merupakan salah satu negara dengan populasi lansia tercepat di dunia. Populasi berusia 60 tahun ke atas mencapai 11,9% dari total populasi pada tahun 2019, dan pada tahun 2050, angka ini akan meningkat menjadi lebih dari 25%.
Pada tahun 2036, Vietnam akan memasuki periode populasi yang menua, beralih dari masyarakat yang "menua" menjadi masyarakat yang "tua". Perubahan demografi ini tidak hanya disebabkan oleh penurunan angka kematian dan peningkatan harapan hidup, tetapi sebagian besar disebabkan oleh penurunan tajam angka kelahiran.
Situasi ini menimbulkan tantangan bagi seluruh aspek sosial-ekonomi, termasuk kekurangan sumber daya manusia muda, menurunnya jumlah tenaga kerja dan produktivitas. Tantangan utamanya adalah meningkatkan pengembangan model asuhan keperawatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan perawatan dan kesehatan yang terus meningkat, serta meningkatkan kualitas hidup lansia.
Khususnya, kebutuhan akan panti jompo semakin mendesak seiring dengan perubahan drastis dalam struktur keluarga. Proporsi lansia yang tinggal bersama anak dan cucu mereka semakin menurun, baik di perkotaan maupun pedesaan.
Seiring dengan perkembangan ekonomi dan kehidupan yang semakin modern, prasangka terhadap panti jompo perlahan berubah ke arah yang lebih positif. Permintaan akan panti jompo terus meningkat, baik kuantitas maupun kualitasnya.
Hasil survei dari laporan tentang lansia oleh Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) dan Kantor Statistik Umum Vietnam menunjukkan bahwa sekitar 36% lansia mengatakan mereka dan keluarga mereka bersedia membayar untuk layanan perawatan lansia.
Pilihan perawatan, baik di fasilitas residensial maupun di rumah, akan meningkat di masa mendatang. Hal ini mencakup model layanan perawatan untuk lansia di rumah, di komunitas, dan di fasilitas perawatan.
Namun, Asosiasi Realtor Vietnam (VARS) menyatakan bahwa di Vietnam, jumlah fasilitas perawatan atau layanan perawatan untuk lansia masih terbatas dibandingkan potensinya. Menurut survei dan statistik oleh Perusahaan Asuransi Bao Viet (BVI), hanya 32 dari 63 provinsi di Vietnam yang memiliki panti jompo, sementara jumlah lansia yang tinggal sendiri terus meningkat.
Untuk memastikan fasilitas dan kualitas perawatan yang memadai bagi lansia, VARS merekomendasikan agar Negara Bagian mengembangkan kebijakan yang mendorong partisipasi bisnis dalam perawatan lansia. Khususnya, perlu ada kebijakan pembebasan dan pengurangan pajak penghasilan badan usaha bagi bisnis yang membangun panti jompo pada beberapa tahun pertama beroperasi.
Seperti halnya perumahan sosial, Negara perlu mempertimbangkan pemberian pinjaman preferensial dengan suku bunga rendah atau tanpa bunga kepada perusahaan swasta yang ingin berinvestasi dalam pembangunan dan pengoperasian panti jompo. Bentuklah dana dukungan pemerintah untuk menyediakan hibah atau jaminan kredit bagi proyek pembangunan panti jompo.
Pada saat yang sama, perlu ada kebijakan untuk mendorong dan menarik investor asing berinvestasi di bidang perawatan lansia di Vietnam. Lahan harus diberikan atau disewakan dengan harga preferensial kepada perusahaan yang membangun panti jompo.
Perlu dikembangkan peraturan perundang-undangan yang jelas dan transparan mengenai standar dan ketentuan operasional panti jompo. Dorong model kemitraan publik-swasta (KPS) untuk memperluas bidang investasi dalam perawatan lansia, sehingga tercipta landasan hukum yang menarik modal investasi swasta ke bidang ini.
Hoai Anh
[iklan_2]
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/kinh-te/bat-dong-san/can-co-co-che-khuyen-khich-doanh-nghiep-phat-trien-nha-duong-lao/20240818092038639






Komentar (0)