(Dan Tri) - Kementerian Pendidikan dan Pelatihan meminta Dinas untuk berkoordinasi dengan unit kerja terkait agar memiliki perencanaan yang matang guna memberikan pembinaan dan dukungan kepada guru dalam melaksanakan prosedur administrasi pendaftaran peserta didik baru sesuai ketentuan yang berlaku.
Kementerian Pendidikan dan Pelatihan (MOET) merangkum satu bulan penerapan Surat Edaran 29 yang mengatur pengajaran dan pembelajaran tambahan.
Kementerian menilai bahwa Surat Edaran 29 pada awalnya telah menciptakan perubahan positif dalam kesadaran dan metode pengelolaan kegiatan belajar mengajar tambahan. Untuk melanjutkan implementasi yang efektif, Kementerian telah memberikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah daerah dan lembaga pendidikan.
Secara khusus, Kementerian meminta Departemen Pendidikan dan Pelatihan untuk berkoordinasi dengan unit fungsional agar memiliki rencana yang tepat untuk membimbing dan mendukung guru, organisasi, dan individu agar dapat menjalankan prosedur administratif dengan lancar sesuai ketentuan untuk mendaftar pengajaran dan pembelajaran tambahan sesuai ketentuan.
Dalam jangka panjang, Departemen Pendidikan dan Pelatihan akan memberi saran kepada komite dan otoritas Partai setempat untuk mengalokasikan sumber daya anggaran dan meningkatkan mobilisasi sumber daya sosial untuk membangun sekolah yang cukup sehingga semua siswa usia pendidikan universal dapat bersekolah, mengurangi tekanan pada pendaftaran, terutama di kota-kota besar, kawasan industri, dan daerah padat penduduk.
Selain itu, Kementerian juga mewajibkan agar penetapan soal ujian, penilaian rutin dan berkala, ujian masuk sekolah dasar, ujian masuk kelas 10... harus sesuai dengan kebutuhan Program Pendidikan Umum Tahun 2018, bukan memberikan tekanan kepada peserta didik untuk belajar ekstra.

Siswa yang mengikuti ujian kelulusan sekolah menengah atas tahun 2024 (Foto: Nam Anh).
Sekolah perlu melakukan survei dan mengklasifikasikan tingkatan siswa untuk menyusun rencana penempatan kelas dan penugasan guru sesuai kelompok sasaran. Dari sana, akan disusun rencana untuk menyelenggarakan tinjauan dan pelatihan bagi siswa dengan hasil belajar yang kurang memuaskan. Jangan sekali-kali menyelenggarakan sesi tinjauan secara sembarangan, untuk kelompok sasaran yang salah, yang tidak efektif, dan justru menyebabkan pemborosan.
Kementerian mengusulkan untuk membangun model dukungan pembelajaran di sekolah di bawah bimbingan guru, menyelenggarakan sesi belajar mandiri bagi siswa untuk meningkatkan kapasitas belajar mandiri dan penelitian mereka berdasarkan bimbingan guru.
Bergantung pada situasi aktual dan setiap tahap, daerah dan sekolah dapat mempertimbangkan untuk meluncurkan gerakan belajar mandiri, menjadikan hasil "belajar mandiri" sebagai target kompetisi dan evaluasi.
Menurut penilaian lembaga pendidikan terkemuka, setelah satu bulan penerapan, Surat Edaran 29 telah memberikan dampak positif terhadap kesadaran dan tindakan para manajer, guru, siswa, dan orang tua.
Daerah, sekolah, guru, dan orang tua lebih sadar akan konsekuensi dan efek berbahaya dari pengajaran dan pembelajaran tambahan yang tersebar luas terhadap kesehatan fisik dan mental serta perkembangan komprehensif siswa, serta membuang-buang waktu dan keuangan keluarga; memengaruhi kualitas pengajaran formal, membentuk pola pikir mata pelajaran utama dan sekunder...
Orang tua juga secara jelas menyadari peran keluarga dalam mengoordinasikan pengelolaan dan pendidikan siswa, yang tidak dapat diserahkan kepada sekolah; meningkatkan semangat dan tekad siswa untuk belajar mandiri di rumah.
Tim pengelola dan pengajar memiliki kesadaran yang lebih lengkap dan jelas tentang tanggung jawab dan pentingnya pengajaran formal, tanggung jawab dalam mendukung peserta didik untuk menjamin mutu pendidikan; tanggung jawab dan pentingnya membekali peserta didik dengan kesadaran belajar mandiri, otonomi, dan kesadaran diri dalam kegiatan pendidikan.
Di samping hasil yang telah dicapai, setelah satu bulan pelaksanaan Surat Edaran 29, masih terdapat daerah yang lambat dalam menerbitkan dokumen pedoman dan menerbitkan peraturan daerah, sehingga menimbulkan kebingungan dalam pelaksanaannya.
Arahan kepada lembaga pendidikan agar menyesuaikan rencana penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya agar sesuai dengan ketentuan Surat Edaran di beberapa tempat, ternyata belum tepat waktu dan belum siap sejak Surat Edaran dikeluarkan, sehingga mengakibatkan dihentikannya secara tiba-tiba kegiatan belajar mengajar tambahan di sekolah, sehingga berdampak pada psikologis peserta didik dan orang tua peserta didik.
Ada pula masalah objektif lainnya seperti kurangnya fasilitas sekolah; orang tua siswa bergantung pada sekolah dan guru karena mereka tidak memiliki cukup waktu dan pengetahuan untuk membimbing anak-anak mereka; mereka mengharapkan prestasi akademis yang tinggi dari anak-anak mereka; tekanan ujian; siswa tidak benar-benar proaktif dalam belajar dan dapat belajar sendiri...
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/can-co-phuong-an-phu-hop-de-huong-dan-ho-tro-giao-vien-dang-ky-day-them-20250314172632071.htm






Komentar (0)