Upaya pelestarian, konservasi, dan promosi warisan budaya di Vietnam menghadapi banyak tantangan. Terkadang, penanganan isu warisan lebih bersifat sepihak daripada dialog multidimensi.
Seni tembikar Cham termasuk dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Perlindungan Mendesak. (Sumber: VNA) |
Vietnam memiliki warisan budaya yang beragam dan kaya, tidak hanya memiliki jejak sejarah tetapi juga mengandung nilai-nilai spiritual yang sangat kaya.
Selama bertahun-tahun, Pemerintah Vietnam telah mengeluarkan berbagai kebijakan, undang-undang, dan peraturan terkait konservasi warisan budaya, seperti Undang-Undang Warisan Budaya tahun 2001, Undang-Undang Warisan Budaya hasil amandemen tahun 2019, beserta keputusan dan surat edaran yang memandu pelaksanaannya. Sistem museum, pusat penelitian, dan lembaga pengelola warisan budaya telah dibentuk dan dioperasikan untuk melaksanakan tugas-tugas pelestarian dan promosi warisan budaya.
Pemerintah dan organisasi budaya telah melaksanakan berbagai proyek untuk melestarikan, merestorasi, merenovasi, dan memperindah peninggalan, serta menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran publik akan nilai-nilai warisan. Banyak warisan budaya telah diakui dan dimasukkan dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO. Festival-festival tradisional diselenggarakan secara berkala dan menghadirkan nilai-nilai budaya yang unik.
Namun, di samping upaya-upaya luar biasa tersebut, upaya pelestarian dan promosi warisan budaya di Vietnam masih menghadapi banyak kekurangan dan tantangan. Banyak peninggalan bersejarah yang terdegradasi dan rusak akibat kurangnya dana untuk restorasi dan pemeliharaan rutin. Beberapa peninggalan dirampas dan dibangun secara ilegal. Upaya pengelolaan, perlindungan, dan promosi nilai warisan masih menghadapi banyak kekurangan dan tumpang tindih yurisdiksi antar lembaga fungsional.
Sistem hukum di Vietnam memang kaya dan beragam, tetapi hal ini juga menimbulkan tumpang tindih, kontradiksi, dan kesulitan dalam implementasinya, terutama di bidang budaya. Faktanya, banyak tingkat pemerintahan terlibat dalam upaya konservasi, tetapi terdapat kurangnya kesatuan dalam implementasi kebijakan. Hal ini menyebabkan kepasifan dan keragu-raguan dalam kegiatan pengelolaan warisan. Misalnya, beberapa peninggalan ditangani secara tidak konsisten, yang mengakibatkan kelalaian atau kegagalan dalam mempromosikan nilainya.
Beberapa pakar berpendapat bahwa promosi warisan budaya perlu bergerak menuju dialog multidimensi untuk membantu memastikan bahwa kebijakan dan proyek konservasi tidak hanya didasarkan pada keputusan lembaga pengelola, tetapi juga mencerminkan pendapat dan kebutuhan masyarakat setempat, di mana kebutuhan akan konservasi dan pelestarian diseimbangkan dengan kebutuhan pembangunan sosial -ekonomi. Selain melindungi warisan secara ketat, perlu ada kebijakan dan solusi yang fleksibel untuk memfasilitasi pengembangan kegiatan ekonomi dan budaya berbasis warisan.
Namun, beberapa pendapat menyatakan bahwa promosi warisan budaya di Vietnam berlangsung secara "satu arah", berfokus pada eksploitasi dan pengambilan keuntungan dari warisan, tanpa benar-benar memperhatikan konservasi dan pelestarian. Banyak peninggalan sejarah dan tempat wisata disalahgunakan dan dieksploitasi secara berlebihan untuk melayani pariwisata dan menarik pengunjung, tanpa solusi yang sinkron untuk konservasi jangka panjang.
Dalam konteks tersebut, menemukan solusi yang sinkron untuk menyeimbangkan konservasi dan pembangunan, pengelolaan negara dan peran serta masyarakat, merupakan salah satu tantangan utama dalam upaya melestarikan, menjaga dan mempromosikan warisan budaya di Vietnam saat ini.
Eksploitasi dan promosi warisan budaya harus dilakukan secara terfokus dan berkelanjutan, menghindari penyalahgunaan dan eksploitasi berlebihan demi keuntungan jangka pendek. Hanya dengan demikian, warisan budaya Vietnam dapat benar-benar dilestarikan, dilestarikan, dan dipromosikan secara komprehensif, demi pembangunan berkelanjutan negara.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/phat-huy-di-san-van-hoa-viet-nam-can-mot-doi-thoai-da-chieu-294687.html
Komentar (0)