
Pham Van Mach mengalahkan banyak lawan tangguh, terutama dua kandidat yang jauh lebih muda dari India, Muru Ramamurthy dan Shiv Choram Sundi, untuk meraih medali emas. Gelar juara dunia ini merupakan gelar yang sangat istimewa dalam karier atlet asal An Giang ini, mengingat tahun ini ia berusia 49 tahun.
Ini juga merupakan ketujuh kalinya Pham Van Mach memenangkan kejuaraan binaraga dunia dalam kategori 55 kg, setelah 2001, 2009, 2010, 2014, 2017 dan 2023. Prestasi Pham Van Mach tidak hanya membawa kejayaan baginya secara pribadi, tetapi juga memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan posisi binaraga Vietnam di kancah internasional.
Tak hanya binaraga, Pham Van Mach juga merupakan salah satu atlet tersukses di olahraga Vietnam. Atlet kelahiran 1976 ini telah meraih lebih dari 40 medali dari berbagai bidang, termasuk 7 medali emas Asia Tenggara dan SEA Games, 8 medali emas Asia, dan 7 medali emas dunia. Pham Van Mach adalah atlet putra Vietnam pertama yang memenangkan gelar juara dunia individu ketika ia dinobatkan pada tahun 2001.
Tujuh gelar juara dunia Pham Van Mach dalam 24 tahun merupakan rekor yang sangat sulit dipecahkan, tidak hanya di dunia binaraga tetapi juga di dunia olahraga nasional. Tak hanya memiliki koleksi impian, atlet berusia 49 tahun ini juga menjadi teladan gemilang bagi generasi muda dalam hal semangat, dedikasi terhadap profesi, serta latihan dan usaha yang gigih meskipun usianya hampir 50 tahun.
Bagi para atlet, mempertahankan performa kompetitif dalam jangka panjang bukanlah hal yang mudah, apalagi jika berkompetisi di kompetisi tingkat benua atau dunia. Terutama dalam olahraga seperti binaraga, atlet dituntut untuk memiliki kesehatan dan kondisi fisik yang prima, latihan, pola makan, dan istirahat yang ilmiah, serta usaha dan ketekunan yang tinggi.
Bagi atlet berusia 49 tahun seperti Pham Van Mach, persyaratan di atas wajib dipenuhi, dan demi menjaga kondisi tubuh dan kebugaran terbaik, ia harus mematuhinya dengan lebih ketat. "Lawan di kelas 55 kg sangat berimbang dan kuat, sehingga memenangkan kejuaraan adalah hasil dari proses persiapan intensif selama lebih dari 5 bulan. Di usia ini, saya harus lebih tegas pada diri sendiri agar tidak kalah dengan atlet muda," ujar atlet asal An Giang ini.
Pham Van Mach pertama kali mengenakan seragam tim binaraga Vietnam pada tahun 1998. Ia merupakan salah satu atlet "generasi pertama" tim nasional, setara dengan "legenda" Ly Duc, Cong Phu, dan Giap Chi Dung. Meskipun rekan-rekannya sudah lama tidak berkompetisi di level tertinggi, Pham Van Mach masih tekun meniti kariernya. Di usia 49 tahun, ketika banyak orang telah pensiun, melambat, atau hanya menjadi pelatih, binaragawan ini masih tekun berlatih setiap hari. Latihan yang intens, nutrisi yang ketat, dan disiplin diri yang tinggi – semuanya membutuhkan semangat yang kuat dan hasrat yang tak terbatas.
Pham Van Mach pernah bercerita bahwa ia terus berkompetisi meski usianya tak lagi muda bukanlah sebuah prestasi, melainkan kecintaan pada olahraga dan keinginan untuk membuktikan bahwa dengan semangat dan ketekunan, manusia dapat menaklukkan batas kemampuannya sendiri. Pola pikir inilah yang telah membantu atlet berjuluk "si semut" ini mengatasi segalanya, dan kembali mencapai puncak dunia.
Anak muda saat ini memiliki banyak kesempatan untuk mengakses olahraga, tetapi banyak yang mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Kisah juara dunia berusia 49 tahun ini menjadi pelajaran berharga: kesuksesan tidak datang dari bakat, melainkan dari usaha jangka panjang, ketekunan, dan semangat pantang menyerah.
Ini adalah pengingat bahwa kegigihan selalu mengalahkan tantangan, bahwa setiap anak muda, baik di bidang olahraga maupun bidang apa pun, dapat mencapai puncak jika mereka tahu bagaimana memupuk semangat mereka dan menghargai perjalanan usaha sehari-hari. Dan keajaiban Pham Van Mach bukan hanya kemenangan individu, tetapi juga kemenangan sportivitas sejati – sesuatu yang akan abadi dan menerangi jalan bagi mereka yang datang setelahnya.
Sumber: https://baovanhoa.vn/the-thao/chien-thang-cua-tinh-than-the-thao-dich-thuc-181917.html







Komentar (0)