
Trinh Vuong dan Trung Vuong adalah dua sekolah berbeda di Quy Nhon. Trung Vuong terletak di Jalan Nguyen Hue, sedangkan Trinh Vuong terletak di Jalan Gia Long (sekarang Jalan Tran Hung Dao), tepat di sebelah Gereja Nhon.
Sebelum tahun 1975, Sekolah Menengah Atas Trinh Vuong dikelola oleh para Suster Kongregasi Pencinta Salib Suci Quy Nhon, dan hanya diperuntukkan bagi siswi perempuan. Penulis dan guru Nguyen Mong Giac, penulis novel "Musim Banjir Sungai Kon", pernah bercerita bahwa Trinh Vuong bukan hanya sebuah sekolah, tetapi juga salah satu simbol siswi Quy Nhon.
Dalam ingatan banyak orang, adegan perpisahan sekolah Trinh Vuong memiliki keindahan yang sangat unik, puitis sekaligus romantis: gaun putih berkibar, suara bakiak kayu berdenting di halaman, dan banyak anak laki-laki menunggu di depan gerbang sekolah untuk menyenandungkan lagu yang sudah tak asing lagi: "Ketika kamu meninggalkan sekolah, aku akan mengikuti Ngo pulang..." (lirik lagu "Ngay Xua Hoang Thi" karya musisi Pham Duy).
Musisi Ngo Tin pernah berkata: "Dulu, adik perempuan saya bersekolah di Trinh Vuong. Setiap sore, saya menjemputnya di gerbang sekolah, di mana suara bakiak kayu terdengar, dan siluet ao dai terlihat di bawah pepohonan. Suara dan gambaran itu menjadi bagian dari ingatan saya, meresap ke dalam darah dan daging saya, tak pernah pudar."
Mungkin dari kenangan manis itu, ia menulis lirik yang menyentuh hati ini: "Suara lonceng gereja bergema di suatu tempat, membawa kita ke kelas dengan bakiak bergema di halaman sekolah… Quy Nhon, oh! Sore setelah kelas Trinh Vuong, jalanan Gia Long yang ramai, kemeja seseorang berkibar-kibar dengan ragu-ragu…".

Di antara lagu-lagu yang ditulis tentang Quy Nhon, "Quy Nhon Inexperienced Nostalgia" dianggap sebagai lagu yang paling menyentuh hati pendengar. Bagi orang-orang Quy Nhon yang jauh dari rumah, melodi dan lirik tersebut seolah membangkitkan seisi dunia kenangan, sehingga nostalgia akan tanah air mereka tiba-tiba menjadi begitu mendalam dan mengharukan di setiap bait.
Dan mungkin, yang membuat lagu "Quy Nhon - kenangan yang tak terkira" tetap hidup dan tersebar luas bukan hanya terletak pada melodi atau liriknya, melainkan pada kenangan yang terbangun: bunyi lonceng gereja, bunyi bakiak kayu di halaman sekolah, gaun putih Sang Ratu Perawan yang berkibar ragu tertiup angin sore...
Hal-hal yang tampaknya kecil itu mengkristal menjadi emosi yang melonjak, menciptakan jiwa sebuah karya musik dan membangkitkan citra kota yang puitis.
Oleh karena itu musik bukan hanya untuk didengarkan, tetapi juga untuk mengabadikan momen-momen yang jauh, sehingga setiap orang dapat menemukan kenangan mereka sendiri di dalamnya.
Dan siapa tahu, suatu sore, ketika tiba-tiba mendengar lagu "Sore sepulang sekolah Trinh Vuong...", kita akan merasakan jantung kita berdebar-debar, seolah-olah baru saja kembali ke Quy Nhon tercinta, tempat kenangan masih terngiang...
Sumber: https://baogialai.com.vn/chieu-tan-lop-trinh-vuong-menh-mang-trong-niem-nho-post567770.html
Komentar (0)