Foto: Kyodo
Perangkat tersebut terletak tepat di kantor pusat balai kota. Layarnya menampilkan karakter AI perempuan yang dapat mengobrol langsung dengan warga, membimbing mereka ke departemen yang tepat, atau membantu mengisi formulir.
Saat warga memindai SIM atau kartu identitas My Number mereka, sistem secara otomatis memasukkan informasi pribadi seperti nama lengkap dan alamat ke dalam formulir, sehingga menghemat waktu yang dihabiskan untuk mengisinya secara manual.
Pemerintah kota Ichinoseki menyatakan bahwa, karena beban kerja staf administrasi yang terus-menerus berlebihan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan warga sepenuhnya, pemerintah kota memutuskan untuk menggunakan peralatan dari EasyDialog GK, sebuah perusahaan yang berbasis di Yokohama yang mengkhususkan diri dalam pengembangan chatbot AI.
Kota Ichinoseki bertujuan untuk "mengintegrasikan AI" ke semua loket layanan tatap muka, tetapi mungkin menghadapi kesulitan yang cukup besar karena banyaknya warga lanjut usia yang tidak terbiasa dengan teknologi digital .
Masaharu Sugawara, penanggung jawab digitalisasi pekerjaan administrasi Kota Ichinoseki, berbagi: "Sama seperti kios swalayan yang telah menjadi hal biasa dalam kehidupan sehari-hari, kami akan berupaya untuk secara bertahap membiasakan masyarakat dengan kios AI dan memperluas penggunaannya."
Menurut EasyDialog, perangkat terintegrasi AI yang dipasang di balai kota terhubung langsung ke basis data pengetahuan Ichinoseki, yang mencakup lebih dari 7.000 situs web, untuk memberikan respons yang akurat.
Sistem ini digambarkan sebagai "solusi terpadu yang komprehensif," yang tidak hanya menyediakan informasi tetapi juga melakukan tugas-tugas praktis, mulai dari pengenalan wajah dan pemindaian dokumen hingga pemrosesan formulir otomatis.
Jepang: Tantangan populasi yang menua dan harapan akan AI.
Jepang menghadapi tantangan demografis karena hampir sepertiga populasinya berusia 65 tahun ke atas, dibandingkan dengan hanya sekitar 15% di Tiongkok. Dengan angkatan kerja yang menurun, negara ini menaruh harapan besar pada kecerdasan buatan (AI).
Pendidikan AI di Jepang dipandu oleh "Strategi AI 2022," sebuah dokumen komprehensif yang dikeluarkan oleh Kabinet Jepang, yang menekankan reformasi pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dalam matematika, ilmu data, dan AI.
Oleh karena itu, AI dimasukkan ke dalam mata pelajaran wajib dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Siswa Jepang diperkenalkan dengan pengetahuan dasar tentang AI, yang membantu membangkitkan minat sejak usia dini. Di tingkat sekolah dasar, kurikulum berfokus pada pengenalan dasar-dasar AI, seperti cara kerja AI dan aplikasi sederhana, melalui kegiatan praktis seperti memprogram robot atau menggunakan perangkat lunak data. Di tingkat sekolah menengah pertama dan atas, konten menjadi lebih lanjut, termasuk pemrograman, pembelajaran mesin, dan penerapan AI dalam kehidupan sehari-hari.
Pedoman dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi Jepang tahun 2023 menekankan penggunaan AI untuk pembelajaran bahasa Inggris dan kerja tim, sekaligus mengajarkan siswa tentang manfaat dan risikonya, seperti kebocoran informasi pribadi atau pelanggaran hak cipta. Siswa diinstruksikan untuk tidak memasukkan informasi pribadi ke dalam AI dan menggunakan informasi yang salah yang dihasilkan AI sebagai bahan pengajaran untuk pengecekan fakta.
Pada bulan Mei lalu, Parlemen Jepang mengesahkan Undang-Undang tentang Mendorong Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi AI, yang menetapkan AI sebagai fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial.
Sumber: https://baochinhphu.vn/chinh-sach-ai-nhat-ban-dung-nhan-vien-ai-giup-nguoi-dan-lam-thu-tuc-hanh-chinh-102250824122016554.htm






Komentar (0)