Pada tanggal 30 Juli, Bapak Masoud Pezeshkian dilantik sebagai Presiden ke-9 Republik Islam Iran.
| Presiden baru Iran resmi dilantik pada 30 Juli di gedung parlemen di ibu kota Teheran. (Sumber: Reuters) |
Bapak Pezeshkian, 69 tahun, memenangkan putaran kedua pemilihan presiden Iran pada tanggal 5 Juli. Beliau adalah seorang reformis dan ahli bedah jantung yang menjabat sebagai menteri kesehatan di bawah Presiden reformis Mohammad Khatami dari tahun 2001 hingga 2005.
Upacara pelantikan dihadiri oleh pejabat senior dari beberapa negara, termasuk Armenia, Tajikistan, Mesir, Sudan, Irak, Turki, Arab Saudi, Azerbaijan, Kuba, dan Brasil. Perwakilan Khusus Uni Eropa (UE) Enrique Mora juga turut hadir.
Presiden baru Iran diperkirakan akan mengumumkan pemerintahan baru dalam waktu dua minggu.
Setelah upacara pengambilan sumpah, Bapak Pezeshkian menyampaikan pidato yang disiarkan langsung di televisi nasional, berjanji untuk "melindungi agama resmi, sistem Republik Islam Iran, dan konstitusi negara."
Mehr News mengutip pemimpin tersebut yang mengatakan bahwa Iran akan mengupayakan interaksi yang konstruktif dan efektif dengan dunia berdasarkan prinsip-prinsip martabat, kebijaksanaan, dan kepentingan.
Dunia perlu "memanfaatkan kesempatan unik ini untuk menyelesaikan masalah regional dan global dengan partisipasi Iran yang kuat, berorientasi pada perdamaian, dan bermartabat," katanya .
Menyerukan perdamaian di kawasan, Presiden Pezeshkia mengatakan bahwa negara-negara "tidak boleh menyia-nyiakan sumber daya berharga mereka pada konflik dan perang yang melelahkan" dan Teheran akan "selalu berada di sisi sejarah yang benar".
Pemimpin tersebut menyatakan tekadnya untuk melanjutkan negosiasi dengan negara-negara besar guna mencabut sanksi terhadap Iran, dengan mencatat bahwa program nuklir negara itu adalah untuk tujuan damai dan telah diverifikasi oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
"Saya yakin Iran memiliki hak yang tidak dapat dicabut untuk menjalin hubungan normal dengan dunia, dan saya tidak akan menyerah dalam perjuangan melawan sanksi yang berat," tegasnya.
Pada hari pelantikan Bapak Pezeshkian, AS mengumumkan sanksi terhadap lima individu dan tujuh perusahaan di Tiongkok dan Iran karena diduga terlibat dalam pembelian komponen penting dalam program produksi rudal balistik dan kendaraan udara nirawak (UAV) untuk "unit-unit di bawah" Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran (MODAFL).
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/chinh-thuc-ngi-ghe-nong-tan-tong-thong-iran-tuyen-bo-quyen-bat-kha-xam-pham-se-khong-khuat-phuc-truoc-cac-don-trung-phat-280749.html






Komentar (0)