![]() |
| Bapak Olivier Onidi, Wakil Direktur Jenderal Direktorat Migrasi dan Urusan Dalam Negeri Komisi Eropa, memberikan wawancara kepada pers Vietnam. (Foto: Viet Duc) |
Bagaimana Anda menilai kepemimpinan Vietnam dalam mengusulkan untuk menjadi tuan rumah upacara penting ini, dan pentingnya Konvensi PBB Melawan Kejahatan Dunia Maya secara keseluruhan?
Kami sangat berterima kasih kepada Vietnam atas inisiatifnya dalam mengusulkan penyelenggaraan upacara penting ini. Ini merupakan penandatanganan sebuah konvensi yang sangat penting bagi kami. Uni Eropa (UE) memiliki kerangka hukum yang memungkinkan kerja sama yang cukup lancar di Eropa, serta dengan mitra-mitra penting di seluruh dunia . Konvensi ini memberi kami kesempatan untuk bekerja sama dengan komunitas negara-negara yang jauh lebih luas di seluruh dunia guna memerangi kejahatan yang umumnya bersifat internasional.
Dalam kebanyakan kasus, ini adalah kejahatan terorganisir, yang dikomandoi dari luar negeri dan pada akhirnya menyasar korban di negara lain. Kejahatan kompleks seperti ini sangat membutuhkan lembaga peradilan dan kepolisian yang mampu bekerja sama dalam berbagai situasi. Fakta bahwa Vietnam, negara kunci di Asia, kawasan yang semakin rentan terhadap kejahatan siber, menjadi tuan rumah acara penting ini merupakan bukti nyata keinginan untuk bekerja sama dalam menanggulangi jenis kejahatan ini.
Bagaimana Wakil Direktur Jenderal menilai peran Konvensi Hanoi dalam meningkatkan kerja sama internasional dalam memerangi kejahatan dunia maya?
Ini adalah konvensi yang sangat penting karena menyediakan dua kemungkinan utama.
Pertama, Konvensi ini mendorong kerja sama penegakan hukum dengan memfasilitasi pengumpulan informasi penting selama investigasi dan proses pidana kasus kejahatan siber. Kedua, Konvensi ini mencakup mekanisme bagi negara-negara untuk bekerja sama memperkuat ketahanan dan kapasitas kolektif mereka dalam mencegah dan memerangi kejahatan siber.
Selain itu, Konvensi ini menetapkan kerangka kerja yang kuat untuk menghormati hak asasi manusia dan hak asasi manusia, dengan demikian melindungi pengguna dari pencurian data pribadi atau tekanan yang tidak semestinya di dunia maya.
Seperti yang Anda sebutkan, Uni Eropa juga memiliki mekanisme untuk memerangi kejahatan siber. Bisakah Anda berbagi lebih banyak tentang pengalaman Uni Eropa dalam membangun kerangka hukum atau mekanisme untuk memerangi jenis kejahatan ini?
Penting untuk memiliki instrumen hukum, dalam hal ini Konvensi PBB. Namun, selain itu, negara-negara perlu terus mendukung pengembangan hukum pidana yang sejalan dengan fitur-fitur baru Konvensi. Dukungan yang besar akan sangat dibutuhkan berdasarkan pengalaman negara-negara yang telah memiliki kerangka kerja yang sangat kuat dan matang untuk memerangi kejahatan siber.
Selain itu, perlu dibangun kapasitas agar semua profesi khusus, seperti polisi, jaksa, dan hakim, dapat memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan kejahatan siber. Mereka perlu mengetahui jenis data apa yang dibutuhkan dalam proses investigasi, apa yang biasanya membuat data tersebut dapat diterima di pengadilan, dan apa yang penting untuk melindungi korban.
Pengetahuan dan pengalaman ini perlu dibagikan secara luas dalam komunitas internasional untuk memastikan penerapan Konvensi yang konsisten dan efektif.
Bidang prioritas apa yang harus kita fokuskan untuk memastikan penerapan Konvensi Hanoi yang efektif, Tuan Wakil Direktur Jenderal ?
Prioritas pertama adalah memastikan bahwa Negara-negara penandatangan segera meratifikasi Konvensi dan mentransposisikan semua unsurnya ke dalam sistem hukum pidana nasional mereka. Ini merupakan regulasi hukum yang fundamental.
Prioritas kedua adalah memastikan pembagian praktik terbaik dan penyediaan keahlian setinggi mungkin sehingga semua negara, khususnya negara berkembang, dapat menggunakan Konvensi ini secara efektif.
Terima kasih banyak, Wakil Direktur Jenderal!
Sumber: https://baoquocte.vn/cong-uoc-ha-noi-cho-thay-mong-muon-hop-tac-nham-duong-dau-toi-pham-mang-cua-viet-nam-332271.html







Komentar (0)