Ketika anak saya sudah cukup besar untuk makan makanan padat, keluarganya melihat bahwa ia tidak bisa menegakkan kepalanya, sehingga mereka memaksanya makan lebih banyak garam untuk "mengencangkan" tubuhnya. Semua makanan padat menambahkan sedikit garam dan kecap ikan. Apakah ini benar? Bagaimana saya harus memberi anak saya makanan padat? (Quynh Trang, 35 tahun, Thai Nguyen ).
Membalas
Bayi yang mengonsumsi makanan padat memiliki ginjal yang belum berkembang sempurna, sehingga kemampuan mereka untuk mengeluarkan garam masih kurang. Menambahkan terlalu banyak garam dapat memengaruhi fungsi ginjal bayi, menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular dalam jangka panjang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mengonsumsi terlalu banyak garam (natrium) dapat mengalami kerusakan otak.
Mengonsumsi garam tidak membantu anak menyerap kalsium, memperkuat tulang, atau menjaga keseimbangan otak mereka. Sebaliknya, ketika natrium berlebih, tubuh anak kehilangan keseimbangan air, meningkatkan risiko pengeluaran natrium berlebih melalui urine, yang menyebabkan kekurangan kalsium dan terhambatnya pertumbuhan tinggi badan. Selain itu, mengonsumsi makanan asin membuat anak kehilangan nafsu makan dan menjadi lebih mudah lelah.
Selain itu, anak-anak pada usia ini sangat sedikit membutuhkan garam, makanan sehari-hari sudah mengandung cukup garam, misalnya susu, telur, daging, dan sayuran segar. Pola makan yang kurang atau terlalu banyak garam (natrium) akan berdampak negatif pada kesehatan anak. Oleh karena itu, saat menyiapkan makanan pendamping ASI untuk anak di bawah 1 tahun, keluarga sebaiknya tidak menambahkan garam.
Makanan bayi sebaiknya tidak ditambahkan garam. Foto: Freepik
Keluarga dapat merujuk pada tabel di bawah ini untuk mengetahui kebutuhan garam anak sesuai anjuran Kementerian Kesehatan :
Kelompok usia | Natrium (mg/hari) | Garam (g/hari) |
0-5 bulan | 100 | 0.3 |
6-11 bulan | 600 | 1.5 |
1-2 tahun | <900 | 2.3 |
Makanan bayi harus kaya nutrisi agar tubuhnya dapat berkembang. Keluarga sebaiknya memberi makan bayi dari sedikit hingga banyak, misalnya, pada 1-3 kali makan pertama, berikan bayi sedikit makanan, lalu tingkatkan jumlahnya secara bertahap agar bayi terbiasa dengan makanan baru.
Saat bayi mulai makan makanan padat, keluarga sebaiknya memberikan makanan yang mudah dicerna seperti bubur, sayur, dan buah. Dari usia 9-11 bulan, bayi perlu mengonsumsi cukup 4 kelompok makanan, yaitu nasi, daging, telur, ikan, udang, kepiting, dan sayur. Mulai usia 1 tahun ke atas, bayi sudah boleh mengonsumsi rempah-rempah, tetapi jumlah garamnya tidak boleh melebihi 1 gram/hari.
Keluarga sebaiknya membiasakan anak-anak mereka makan makanan hambar untuk menjaga kesehatan mereka di masa depan. Ketika orang dewasa mencicipi makanan anak-anak mereka dan merasa cocok dengan selera mereka, artinya makanan tersebut akan lebih asin daripada makanan anak-anak, jadi bumbui makanan tersebut sedikit atau tanpa garam. Jika ingin makanan terasa lebih beraroma, keluarga dapat menambahkan sedikit keju.
Sebaliknya, keluarga sebaiknya tidak memberi anak bubur manis agar tidak mengganggu kesehatan mereka; hindari makanan yang terlalu keras, kenyal, atau dapat menyebabkan tersedak. Saat menyiapkan makanan pendamping ASI (MPASI), sebaiknya tidak menggunakan minyak biasa, melainkan minyak nabati khusus anak seperti minyak kenari, minyak rapeseed, dan minyak zaitun. Anak-anak sebaiknya duduk bersama seluruh keluarga untuk belajar makan, mengambil makanan, dan mengunyah makanan dengan saksama.
MSc. Dr. Nguyen Anh Duy Tung
Pusat Informasi Medis
Rumah Sakit Umum Tam Anh, Kota Ho Chi Minh
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)