Untuk mengatasi hal ini, banyak perusahaan teknologi yang menghadirkan solusi digital yang membantu guru menghemat waktu dan lebih fokus dalam mengajar.
Menurut Nomura Research Institute, pasar teknologi pendidikan Jepang diperkirakan akan tumbuh 1,4 kali lipat dari tahun 2021 hingga 2027, mencapai lebih dari 362 miliar yen. Salah satu pelopornya adalah Asfeel, sebuah perusahaan yang mengembangkan aplikasi manajemen kegiatan ekstrakurikuler yang membantu guru berkomunikasi dengan siswa, orang tua, dan pelatih. Hal ini dapat mengurangi rata-rata waktu pengerjaan dokumen hingga 170 menit per bulan.
Di Tokyo, Microsimulation memperkenalkan sistem penilaian kecerdasan buatan Testus, yang membantu menilai dan melacak pembelajaran siswa. Namun, Kementerian Pendidikan menyatakan bahwa saat ini hanya sekitar 4% anggaran sekolah menengah pertama yang dialokasikan untuk layanan pendidikan komersial. Alasannya, banyak sekolah masih memiliki kebiasaan "melakukan semuanya sendiri".
Untuk mendorong kerja sama antara sekolah dan bisnis, Kementerian Ekonomi Jepang memberikan subsidi dan melakukan uji coba layanan teknologi pendidikan (edtech) di lima sekolah pada musim panas lalu. Tujuannya, menurut seorang pejabat kementerian, adalah untuk "beralih dari sistem pendidikan yang berpusat pada sekolah" menuju lingkungan pendidikan yang lebih fleksibel dan kreatif.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/cong-nghe-giao-duc-giam-ganh-nang-cho-giao-vien-nhat-ban-post752916.html
Komentar (0)