Tekad membangun sekolah di daerah perbatasan
Melaksanakan Kesimpulan No. 81-TB/TW dari Politbiro dan Resolusi 298/NQ-CP dari Pemerintah, Komite Rakyat Provinsi Dien Bien mengeluarkan Rencana untuk melaksanakan "Kampanye pembangunan sekolah bagi masyarakat perbatasan" dan gerakan "Seluruh negeri untuk siswa perbatasan tercinta".
Menurut rencana, pada tahun 2028, provinsi tersebut akan menyelesaikan 15 sekolah asrama dasar dan menengah untuk etnis minoritas di 15 kotamadya perbatasan, yang mana 10 sekolah akan mulai dibangun pada tahun 2025 dan selesai sebelum 30 Agustus 2026.
Proyek-proyek ini bukan hanya tempat belajar bagi anak-anak etnis minoritas, tetapi juga simbol solidaritas dan aspirasi untuk bangkit dari ilmu pengetahuan. Wakil Ketua Komite Rakyat Provinsi Dien Bien, Vu A Bang, menegaskan: "Setiap sekolah di wilayah perbatasan adalah amanah dan masa depan generasi muda di perbatasan Tanah Air. Kita harus melakukannya dengan cepat, tegas, dan efektif."
Sekolah-sekolah tersebut akan dirancang agar "terbuka", ramah, multifungsi, dan sesuai dengan karakteristik budaya masing-masing kelompok etnis serta kondisi medan di dataran tinggi. Sistem infrastruktur akan diinvestasikan secara sinkron: ruang kelas, rumah umum, asrama, area umum, lapangan olahraga, perpustakaan, kafetaria, sistem penyediaan air dan drainase, serta infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung transformasi digital pendidikan .
Investasi sinkron, keterlibatan masyarakat
Rencananya, setiap sekolah akan memiliki luas 5 hingga 10 hektar, dengan kapasitas sekitar 30 kelas, setara dengan 1.000 siswa, yang menjamin standar luas lahan, teknologi, dan keselamatan. Pekerjaan perencanaan, kompensasi, dan pembersihan lahan akan diserahkan kepada Komite Rakyat Komune Perbatasan dan Dewan Pengelola Proyek Pengembangan Dana Pertanahan di area 1, 2, 3, 4, dan 5, yang akan diselesaikan sebelum 20 November 2025.
Modal investasi dimobilisasi dari anggaran pusat dan daerah serta sumber-sumber hukum lainnya, sekaligus melancarkan gerakan sosialisasi secara intensif, memobilisasi masyarakat untuk menyumbangkan tanah, tenaga, dan dukungan material. Gerakan "Seluruh Negeri untuk Siswa Perbatasan Tercinta" dianggap sebagai titik tumpu untuk memobilisasi kekuatan gabungan seluruh masyarakat, mulai dari angkatan bersenjata, organisasi, dunia usaha, hingga setiap individu, untuk bergandengan tangan membangun sekolah di wilayah perbatasan.

Dalam sistem implementasi, Departemen Pendidikan dan Pelatihan merupakan badan tetap Komite Pengarah, yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan dan memantau kemajuan; Departemen Konstruksi memastikan standar teknis dan memberikan panduan tentang contoh desain; Departemen Keuangan mengawasi alokasi, pengendalian modal, dan pengelolaan aset publik setelah investasi; Departemen Pertanian dan Lingkungan Hidup menilai dampak lingkungan, memastikan proyek ramah lingkungan, aman, dan berkelanjutan.
Selain itu, Kepolisian Daerah dan Kodim juga berkoordinasi untuk menjamin keamanan dan keselamatan proyek, mendukung pengangkutan material, serta membantu masyarakat dalam menyumbangkan tanah dan tenaga kerja untuk pembangunan.
Membangun pengetahuan untuk pagar masa depan
Selain pembangunan, Dien Bien memberikan perhatian khusus untuk menjaga kestabilan dan keberlanjutan operasional sekolah. Departemen Pendidikan dan Pelatihan ditugaskan untuk menyusun rencana penempatan guru dan staf, kebijakan untuk mendukung siswa asrama dan semi-asrama, serta rencana untuk melatih dan membina guru yang menguasai bahasa daerah dan bahasa daerah. Hal ini merupakan prasyarat untuk membantu siswa etnis minoritas belajar secara efektif dan lebih terikat dengan sekolah dan masyarakat.
Bersamaan dengan itu, provinsi ini berfokus pada investasi dalam infrastruktur transformasi pendidikan digital: melengkapi ruang kelas pintar, perangkat pembelajaran daring, perpustakaan elektronik, sistem koneksi internet berkecepatan tinggi, menciptakan kondisi bagi siswa di daerah perbatasan untuk mengakses pengetahuan modern, memperpendek kesenjangan dengan daerah yang lebih menguntungkan.
Ibu Sung Thi Sua, warga kecamatan Na Bung, menyampaikan: "Kami berharap Pemerintah segera berinvestasi di sekolah baru yang luas agar anak-anak memiliki fasilitas yang baik dan tempat yang aman untuk makan, tinggal, dan bekerja."
Selain investasi infrastruktur, Dien Bien juga meluncurkan gerakan-gerakan kemanusiaan seperti "Pemuda Menuju Perbatasan", "Perempuan Mendampingi Siswa Perbatasan", dan "Serikat Buruh Bergandengan Tangan untuk Sekolah Perbatasan". Gerakan-gerakan ini berkontribusi dalam menghubungkan masyarakat, membangkitkan semangat saling cinta dan kasih sayang, serta menyebarkan makna kemanusiaan yang mendalam.
Dengan sasaran menyelesaikan 15 sekolah asrama perbatasan sebelum tahun 2028, Dien Bien secara bertahap menciptakan fondasi pendidikan yang kokoh bagi wilayah perbatasan, yang merupakan garis depan nasional sekaligus poros pembangunan jangka panjang wilayah tersebut.
Sekolah-sekolah baru ini tidak hanya menyediakan ilmu pengetahuan, tetapi juga menerangi keyakinan dan aspirasi siswa etnis minoritas. Ketika cahaya ilmu pengetahuan menyinari perbatasan, saat itulah "hati rakyat" terkonsolidasi, perbatasan menjadi lebih aman, dan perjalanan pengembangan Dien Bien dari pendidikan menjadi kenyataan.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/dien-bien-dau-tu-dong-bo-truong-noi-tru-vung-bien-post753274.html
Komentar (0)