Regulasi ini menandai titik balik penting dalam kebijakan pendidikan , mengatasi keterbatasan model satu kurikulum-banyak buku teks.
Pada hari yang sama, Majelis Nasional juga mengesahkan Resolusi "Tentang beberapa mekanisme dan kebijakan spesifik dan luar biasa untuk mencapai terobosan dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan." Menurut Resolusi ini, Menteri Pendidikan dan Pelatihan akan memutuskan seperangkat buku teks pendidikan umum yang akan digunakan secara seragam di seluruh negeri, mulai tahun ajaran 2026-2027.
Pada kenyataannya, model seperangkat buku teks nasional yang terpadu bukan hanya bersifat teknis tetapi juga mencerminkan tuntutan praktik yang mendesak. Implementasi Program Pendidikan Umum 2018 telah mengungkapkan kesenjangan kualitas antara berbagai set buku teks; kebingungan guru dalam memilih; kurangnya keseragaman dalam pengujian dan evaluasi; tekanan untuk membeli materi baru; dan munculnya "komersialisasi" buku teks, yang menimbulkan kekhawatiran publik. Oleh karena itu, kebijakan penyatuan buku teks diharapkan dapat menciptakan stabilitas, mengurangi variabilitas, dan menghindari pemborosan.
Perlu juga ditekankan bahwa model buku teks ganda bukanlah sesuatu yang sepenuhnya salah, karena mendorong kreativitas, keberagaman sudut pandang pedagogis, dan memicu persaingan untuk meningkatkan kualitas. Kekurangan di masa lalu tidak sepenuhnya disebabkan oleh model itu sendiri, tetapi mungkin terkait dengan implementasinya. Oleh karena itu, penyatuan satu set buku teks secara nasional diharapkan dapat mengatasi sepenuhnya masalah yang ada dalam praktik.
Pada sesi ke-10 Majelis Nasional ke-15, para anggota Majelis Nasional menganalisis bahwa penyatuan satu set buku teks memiliki banyak keuntungan, seperti: menciptakan standar umum dalam konten, membantu membuat pengujian dan evaluasi lebih konsisten, terutama dalam ujian nasional. Selain itu, peraturan ini membantu guru mengurangi tekanan dalam meneliti dan membandingkan banyak set buku teks yang berbeda; dan membantu sekolah dan orang tua menghemat biaya.
Sesuai dengan Undang-Undang yang mengubah dan menambah sejumlah pasal Undang-Undang tentang Pendidikan, "kurikulum tetap menjadi kerangka hukum." Undang-undang tersebut menetapkan bahwa buku teks menerapkan kurikulum pendidikan umum, menentukan persyaratan kurikulum pendidikan umum mengenai tujuan dan isi pendidikan, persyaratan untuk kualitas dan kompetensi siswa; dan memberikan panduan tentang metode pengajaran dan cara menguji serta mengevaluasi kualitas pendidikan.
Buku teks merupakan bahan referensi wajib, tetapi guru berhak menyesuaikan metode mereka dan secara fleksibel menggunakan bahan pembelajaran lain agar sesuai dengan siswa mereka. Ini berarti bahwa menyatukan seperangkat buku teks tidak sama dengan "menyeragamkan" metode pengajaran dan pembelajaran. Inovasi pedagogis tetap penting, dan peran guru tetap sentral.
Tantangan terbesar saat ini terletak pada implementasi. Seperangkat buku teks hanya benar-benar efektif jika dikembangkan berdasarkan landasan ilmiah, melibatkan tim ahli yang bereputasi, menjalani peninjauan sejawat yang ekstensif, diuji secara ketat melalui eksperimen, dan yang terpenting, memiliki mekanisme untuk pembaruan berkala.
Menyatukan buku teks merupakan perubahan besar, tetapi bukan solusi ajaib yang akan menyelesaikan semua tantangan yang dihadapi pendidikan umum. Yang lebih penting adalah bagaimana kebijakan ini diimplementasikan, dipantau, dan disesuaikan. Jika dilakukan dengan baik, kebijakan ini dapat menciptakan fondasi yang stabil, membantu sistem pendidikan beroperasi lebih efisien. Sebaliknya, jika pola pikir manajemen tidak berubah, dan transparansi serta akuntabilitas tidak diprioritaskan, hal itu dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga.
Dalam konteks pendidikan yang menghadapi kebutuhan akan reformasi radikal, setiap keputusan kebijakan harus dilihat dengan cermat. Satu set buku teks yang seragam hanyalah titik awal; kualitas pendidikan bergantung pada banyak faktor yang berbeda. Oleh karena itu, perubahan ini harus dilihat sebagai peluang bagi sistem untuk meninjau hambatan-hambatannya, bergerak menuju lingkungan pendidikan yang lebih transparan, adil, dan berkualitas tinggi.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/su-dung-thong-nhat-mot-bo-sgk-co-hoi-chuan-hoa-post760204.html






Komentar (0)