Jaksa Korea Selatan telah mendakwa Letnan Jenderal Kwak Jong-keun, komandan Komando Operasi Khusus Angkatan Darat Republik Korea, dengan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Secara khusus, terkait peristiwa Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang mengumumkan darurat militer pada malam tanggal 3 Desember, Letnan Jenderal Kwak mengirim pasukan ke Majelis Nasional dan berkolusi dengan Tuan Yoon dan mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun untuk memicu kerusuhan guna menggulingkan Konstitusi.
Letnan Jenderal Kwak Jong-keun, komandan Komando Operasi Khusus Angkatan Darat Korea Selatan, didakwa melakukan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan. (Foto: Yonhap News)
Sebelumnya, pada 9 Desember, jaksa penuntut umum Korea Selatan memanggil komandan Komando Operasi Khusus Angkatan Darat untuk menyelidiki perannya dalam penerapan darurat militer. Saat itu, Letnan Jenderal Kwak Jong-keun dipanggil ke Kantor Kejaksaan Distrik Pusat Seoul untuk diperiksa sebagai saksi atas kemungkinan tuduhan pengkhianatan dan penyalahgunaan kekuasaan.
Berbicara di kantor kejaksaan, Kwak Jong-keun meminta maaf kepada masyarakat setelah darurat militer.
Terkait penyelidikan tersebut, Bapak Kwak mengatakan kepada anggota parlemen oposisi bahwa ia menerima perintah dari Menteri Pertahanan saat itu untuk mengevakuasi mereka yang berada di dalam gedung Majelis Nasional. Komandan tersebut mengatakan ia menerima perintah melalui telepon dari mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun untuk mengambil alih fasilitas Majelis Nasional, Komisi Pemilihan Umum Nasional, dan lembaga survei Flower Research.
Dalam perkembangan lainnya, pada tanggal 14 Desember, Majelis Nasional Korea Selatan mengesahkan mosi untuk memakzulkan Presiden Yoon Suk-yeol atas "tindakan pemberontakan yang merusak tatanan konstitusional" terkait dengan penerapan darurat militer pada malam tanggal 3 Desember.
Menurut Yonhap, Bapak Yoon diberhentikan sementara dari jabatan dan wewenangnya segera setelah Kantor Kepresidenan menerima resolusi pemakzulan dari Majelis Nasional. Perdana Menteri Han Duck-soo saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas Presiden. Kantor Kepresidenan dan Kantor Keamanan Nasional berada di bawah kendali Perdana Menteri Han.
Mosi pemakzulan kemudian akan diajukan ke Mahkamah Konstitusi untuk peninjauan dan putusan akhir, yang akan memakan waktu hingga 180 hari. Selama masa ini, Bapak Yoon akan kehilangan sejumlah kekuasaan sebagai kepala negara dan kepala cabang eksekutif.
Namun, resolusi pemakzulan tidak mencabut gelar kepresidenan Bapak Yoon. Kebijakan dan protokol keamanan untuk Bapak Yoon tetap sama. Beliau masih dapat menggunakan kendaraan dinas dan pesawat pribadi, serta tetap tinggal di Istana Kepresidenan.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/cong-to-vien-xin-lenh-bat-chi-huy-bo-tu-lenh-tac-chien-dac-biet-han-quoc-ar913742.html
Komentar (0)