SGGPO
Ruptur uteri merupakan kegawatdaruratan obstetrik yang jarang terjadi dan serius. Penyebab ruptur uteri dipastikan karena ibu pernah mengalami ruptur uteri pada persalinan sebelumnya dan telah menjalani perbaikan ruptur tersebut.
| Dokter sedang mengoperasi seorang pasien. |
Pada tanggal 9 Agustus, Rumah Sakit Internasional Kota (CIH) berhasil menyelamatkan nyawa seorang wanita hamil NTHH (33 tahun, tinggal di distrik Binh Tan) yang sedang hamil 35 minggu dan mengalami rahim pecah.
Pasien dirawat di rumah sakit dengan nyeri perut hebat, terutama nyeri di sisi kiri. Tim medis segera menilai keseriusan kondisi ibu dan memutuskan operasi caesar, meskipun usia janin baru 35 minggu.
Operasi segera dilakukan setelahnya. Selama operasi perut, terdapat sekitar 500 ml darah di perut. Luka operasi caesar lama sang ibu masih utuh. Tim bedah segera mengeluarkan bayi dari rahim sang ibu dan membawanya ke Departemen Pediatri untuk perawatan lebih lanjut.
Selanjutnya, saat memeriksa rahim, dokter menemukan adanya robekan di bagian bawah rahim, berdiameter sekitar 2 cm, dengan lilitan usus yang menempel pada area yang rusak. Tim bedah Departemen Obstetri berkoordinasi dengan tim bedah Departemen Bedah untuk memisahkan lilitan usus yang menempel pada robekan tersebut, sehingga rahim dan lilitan usus yang rusak dapat dipulihkan.
Setelah operasi, sang ibu pulih dengan cepat. Bayi itu dikembalikan kepada ibunya setelah 3 hari perawatan khusus. Baik ibu maupun anak pulih dengan sangat cepat.
Menurut Dr. Ta Thi Thanh Thuy, Direktur Medis dan Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi, ini merupakan keadaan darurat obstetrik yang sangat serius dan jarang terjadi. Penyebab ruptur uteri: pada persalinan sebelumnya, ibu mengalami ruptur uteri dan ruptur tersebut telah diperbaiki oleh dokter. Namun, ibu tersebut tidak mengetahuinya sehingga tidak memberi tahu dokter kandungan.
"Ibu hamil sebaiknya mengingat semua penyakit terkait, baik penyakit dalam maupun riwayat operasi caesar atau operasi (jika ada) sebelum kehamilan dan memberi tahu dokter kandungan. Hal ini membantu proses pemantauan kehamilan agar aman dan lancar; siapkan langkah-langkah untuk mengantisipasi dan mempersiapkan rencana menghadapi situasi tak terduga," saran Dr. Thuy.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)