Perdana Menteri Ceko mengumumkan bahwa 20 negara telah menjanjikan cukup uang untuk membeli setengah juta peluru artileri untuk Ukraina atas inisiatif Praha.
"Inisiatif ini bukan proyek sekali jadi. Tujuan kami adalah menciptakan sistem pasokan amunisi jangka panjang untuk senjata berat. Ini akan membantu mengubah situasi di garis depan," ujar Perdana Menteri Ceko Petr Fiala pada 16 April, merujuk pada upaya yang dipimpin Ceko untuk mengumpulkan dana guna membeli amunisi dari luar Eropa bagi Ukraina.
Menurut Bapak Fiala, sekitar 20 negara telah bergabung dengan inisiatif Ceko, termasuk Kanada, Jerman, Belanda, dan Polandia. Ia mengatakan Ukraina dapat menerima gelombang pertama peluru artileri di bawah inisiatif tersebut pada bulan Juni.
"Berkat mereka, kami kini dapat mengirimkan setengah juta peluru. Kami yakin akan ada lebih banyak pengiriman lagi," ujar Bapak Fiala. "Tidak ada alasan bagi para donatur untuk tidak mengirimkan satu juta peluru lagi dalam 12 bulan ke depan."
Peluru artileri 155mm yang diproduksi di pabrik Rheinmetall di Jerman pada Juni 2023. Foto: Reuters
FT Inggris pernah melaporkan bahwa kedua pihak dapat menghabiskan hingga 1,5 miliar dolar AS untuk membeli 800.000 peluru artileri untuk Ukraina di bawah inisiatif Ceko. Namun, Tomas Kopecny, pejabat Ceko yang bertanggung jawab atas Ukraina, memperkirakan pada 16 April bahwa biaya peluru-peluru ini hampir dua kali lipat dari angka yang diberikan oleh FT.
Tn. Kopecny mengatakan Republik Ceko bertindak sebagai perantara dalam inisiatif tersebut, mendekati negara-negara yang dapat memproduksi amunisi yang sesuai dan menghubungkan mereka dengan negara-negara Barat yang akan memesan dan membayarnya.
Republik Ceko kemudian akan mengatur logistik, mengirimkan barang dari negara ini atau negara ketiga untuk menyembunyikan asal sehingga Rusia tidak akan marah kepada pemasok.
Ukraina menghadapi kekurangan senjata dan perlengkapan militer , termasuk peluru artileri, karena bantuan dari Barat telah berkurang. Hal ini memaksa tentara Ukraina mundur dari banyak wilayah karena kewalahan oleh Rusia, baik dari segi kekuatan maupun jumlah.
Nguyen Tien (Menurut AFP )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)