Dalam konteks ekonomi berbasis pengetahuan dan transformasi digital yang kuat, beberapa prasekolah di Vietnam telah memelopori penerapan pendidikan STEAM - memadukan Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika untuk membantu anak-anak "belajar sambil bermain", memupuk pemikiran kreatif dan keterampilan abad ke-21 sejak usia dini.
Bebaskan kreativitas melalui pengalaman
STEAM, yang kini bukan lagi konsep khusus untuk jenjang SMA atau universitas, secara bertahap diimplementasikan di sejumlah prasekolah di Vietnam sebagai solusi pedagogis modern, membantu anak-anak secara proaktif menghadapi dunia melalui tindakan dan pengalaman. Khususnya di Hue, Taman Kanak-kanak Sen Hong, sebuah unit di bawah Hue College, telah dengan berani memperkenalkan STEAM ke dalam program pendidikan prasekolah.
STEAM bukanlah serangkaian mata pelajaran terpisah, melainkan sebuah filosofi pendidikan. Anak-anak belajar melalui praktik, eksplorasi , dan pengaturan persepsi mereka sendiri melalui interaksi praktis. Hal ini terutama berlaku dalam konteks anak-anak kecil yang belajar paling baik ketika mereka dibiarkan "bermain sambil belajar", alih-alih dipaksa menghafal pola.
Anak-anak di kelas taman kanak-kanak Sen Hong senang mengoperasikan model kebun dan mobil robot pemanen.
Model di Sekolah Sen Hong telah menunjukkan pergeseran yang jelas dari pendekatan tradisional ke pola pikir pendidikan terbuka. Anak-anak tidak lagi "duduk dan belajar" melainkan "belajar secara aktif". Setiap kegiatan, mulai dari menabur benih, mengukur tinggi pohon, hingga merakit model penyiram menggunakan botol plastik, dengan cerdik menggabungkan prinsip-prinsip ilmiah dan keterampilan matematika.
"Kami percaya bahwa setiap anak terlahir sebagai penjelajah alami. Tugas pendidik adalah menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak-anak untuk bebas bertanya, bereksplorasi, dan mengalami. Model STEAM adalah cara untuk membantu kami mengubah pelajaran menjadi petualangan yang seru, di mana anak-anak menemukan dan mengingat pengetahuan melalui tindakan," ujar Ibu Nguyen Thi Thu Hien, kepala sekolah.
Hal ini tidak saja sebagai metode untuk menumbuhkan rasa gembira dalam belajar, tetapi juga sejalan dengan orientasi nasional tentang pengembangan sumber daya manusia yang inovatif, keterampilan kewarganegaraan digital, dan berpikir sistem, kompetensi inti abad ke-21.
Menghubungkan keluarga dan sekolah untuk menumbuhkan pemikiran terbuka
Titik balik penting dalam pendidikan STEAM adalah perubahan peran guru. Guru tidak lagi menjadi pusat komunikasi, melainkan menjadi perancang pengalaman, pemimpin perjalanan pembelajaran, meskipun anak-anaklah yang "memegang kendali". Oleh karena itu, sekolah berfokus pada pelatihan ulang tim agar sesuai dengan peran baru tersebut.
Menurut Ibu Hien, guru bukan hanya mereka yang mentransfer ilmu, tetapi juga mereka yang mendampingi, menginspirasi, dan membimbing. Tim guru kami sangat terlatih dalam metode STEAM dan selalu mengikuti perkembangan metode pedagogis modern. Selain itu, mereka selalu mendengarkan dan menghargai pendapat anak-anak, menciptakan kondisi bagi mereka untuk mencoba dan belajar dari kesalahan tersebut.
Jelajahi permainan otak dan motorik halus, kembangkan keterampilan pemecahan masalah dalam semangat STEAM.
STEAM meluas melampaui ruang kelas, hingga ke rumah dan komunitas. Orang tua tidak lagi menjadi pendukung pasif, tetapi didorong untuk menjadi pendamping dalam eksplorasi anak-anak mereka. Proyek-proyek kecil di rumah seperti membuat model daur ulang atau mengamati cuaca bukan sekadar kegiatan "ekstra", melainkan bagian dari rantai pembelajaran yang berkelanjutan.
Kisah Ibu Le Viet Trinh, orang tua dari seorang siswa berusia 4 tahun, menunjukkan dampak nyata STEAM terhadap kebiasaan belajar anak-anak. "Saya terkejut ketika anak saya pulang dan bercerita tentang 'mesin penyiram tanaman buatan sendiri' yang terbuat dari botol plastik di kelas. Ia mulai mengamati tanaman lebih dekat, menggambar sendiri setiap tahap perkecambahannya. Saya merasa anak saya belajar ketekunan, pengamatan, dan cara menjelaskan apa yang dilihatnya, hal-hal yang sulit dibuat dalam program prasekolah pada umumnya," ungkap Ibu Le Viet Trinh.
Konsistensi antara sekolah dan keluargalah yang menciptakan ekosistem pembelajaran yang positif dan berkelanjutan bagi anak-anak usia dini, dan inilah yang selalu diupayakan oleh sistem pendidikan yang maju. "Ketika pendidikan berkelanjutan antara sekolah dan keluarga, anak-anak akan berkembang secara komprehensif dan berkelanjutan. Kami berharap orang tua dapat menjadi pendamping, bekerja sama dengan sekolah untuk menumbuhkan kecintaan belajar dan kreativitas pada setiap anak," tegas Ibu Hien.
Pelajaran STEAM dengan guru, di mana anak-anak didorong untuk bertanya, bereksperimen, dan berbagi ide dengan teman-teman.
Dalam tren pembangunan berkelanjutan, ekonomi berbasis pengetahuan, dan transformasi digital, menanamkan benih pemikiran inovatif sejak usia prasekolah merupakan pilihan yang strategis. Dari kelas-kelas kecil di Taman Kanak-kanak Sen Hong, model STEAM membuktikan bahwa perubahan pendidikan tidak selalu dimulai dengan hal-hal besar, melainkan dari keyakinan kita terhadap potensi pembelajaran mandiri dan penemuan diri setiap anak.
Dang Vinh
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/tin-tuc/giao-duc/doi-moi-giao-duc-tu-bac-mam-non-buoc-di-chien-luoc-cho-tu-duy-sang-tao/20250813110054611
Komentar (0)