| Yen telah terdepresiasi tajam, dan BoJ mungkin akan mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya. (Sumber: CNN) |
"Setelah kami yakin bahwa Jepang akan mengalami pertumbuhan inflasi yang berkelanjutan seiring dengan pertumbuhan upah, kami dapat mengambil berbagai pilihan," ujar Ueda dalam sebuah wawancara pada 6 September. "Jika kami menilai bahwa Jepang dapat mencapai target inflasinya bahkan setelah mengakhiri suku bunga negatif, kami akan melakukannya," tambahnya.
BoJ saat ini menargetkan suku bunga jangka pendek di minus 0,1%, sementara imbal hasil obligasi pemerintah (JGB) 10 tahun dibatasi di kisaran nol sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan perekonomian dan mencapai targetnya secara berkelanjutan. Dengan inflasi yang telah berada di atas target 2% selama lebih dari setahun, pasar dibanjiri spekulasi bahwa BoJ akan segera menaikkan suku bunga.
Namun Tn. Ueda menekankan perlunya mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar hingga BoJ yakin bahwa inflasi akan tetap berkelanjutan di sekitar 2 persen berkat permintaan yang solid dan pertumbuhan upah.
Ia mengatakan BoJ akan "sabar" dan "meskipun Jepang menunjukkan tanda-tanda positif yang baru, kami belum mencapai target kami".
Ia mengatakan BoJ tidak akan menutup mata terhadap risiko inflasi yang melebihi ekspektasi. Kenaikan upah mulai mendorong kenaikan harga jasa, dan kuncinya adalah apakah upah akan terus naik tahun depan.
"Kita tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa kita akan memiliki informasi dan data yang cukup pada akhir tahun," ujarnya, merujuk pada waktu berakhirnya suku bunga negatif. Dengan suku bunga negatif, bank dan lembaga keuangan lainnya membayar bunga atas simpanan uang berlebih—lebih dari yang diwajibkan untuk disimpan—di bank sentral.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)