Yen melonjak setelah Fed memangkas suku bunga

Sejak pertengahan Juli, Yen telah terapresiasi 15% terhadap USD. Sepanjang tahun ini, Yen sedikit menguat terhadap dolar AS.

Yen akan menjadi fokus minggu ini karena Federal Reserve AS (FED) mulai memangkas suku bunga dan Bank Jepang (BOJ) mempertahankan kebijakan suku bunganya tidak berubah setelah pertemuan terakhirnya.

Secara spesifik, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 0,5 poin persentase, lebih tinggi dari pemangkasan biasanya sebesar 0,25 poin per penyesuaian, dengan alasan keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi akan terus turun ke target 2% per tahun. Suku bunga baru tersebut adalah 4,75%-5,00%, level terendah yang diperkirakan pasar.

Bank of Japan mempertahankan suku bunga, yen menguat. Foto: Reuters

Dua hari setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 dimulai, Bank Jepang (BOJ) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dan menaikkan perkiraan konsumsinya, sebuah sinyal optimisme di antara para pembuat kebijakan moneter bahwa pemulihan ekonomi tetap kuat dan akan memungkinkan kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Untuk waktu yang lama, Bank Jepang telah menjadi pengecualian di antara bank-bank sentral global utama dalam mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar untuk mengembalikan inflasi ke target 2% berkat kenaikan upah.

Menurut Reuters, Bank Jepang mempertahankan suku bunga jangka pendeknya tidak berubah pada 0,25% setelah pertemuan kebijakan moneter dua hari, seperti yang diharapkan oleh investor dan ahli.

“ Konsumsi swasta berada dalam tren sedikit meningkat, meskipun ada dampak kenaikan harga dan faktor-faktor lainnya ,” kata Bank Jepang dalam sebuah pernyataan.

Penilaian BOJ yang lebih positif terhadap konsumsi menunjukkan bahwa lembaga tersebut semakin yakin bahwa segala sesuatunya bergerak ke arah yang benar, dengan kenaikan upah yang mendorong pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, kata Naomi Muguruma, kepala strategi obligasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

Bank of Japan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2007 pada bulan Maret. Bank sentral kemudian menaikkan suku bunga kedua pada bulan Juli, yang menandakan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut. Langkah ini mengejutkan investor dan membuat pasar bergejolak di tengah kekhawatiran akan resesi AS.

Akibatnya, banyak investor terpaksa menarik diri dari strategi carry trade, yang melibatkan peminjaman yen untuk berinvestasi pada aset-aset berimbal hasil lebih tinggi di luar negeri. Reaksi ini telah mendorong nilai yen lebih tinggi.

Menurut Bloomberg, fluktuasi nilai tukar antara USD dan Yen dalam 3 bulan terakhir sekitar 12 poin, level tertinggi sejak Maret tahun lalu, sementara fluktuasi dalam 1 bulan terakhir adalah 15 poin, tertinggi sejak Januari tahun lalu.

Para ahli mengatakan bahwa dengan tingginya spekulasi saat ini mengenai apresiasi Yen, volatilitas nilai tukar mata uang ini kemungkinan akan tetap tinggi dan lebih lama.

Menurut surat kabar Yomiuri, jika kesenjangan suku bunga antara Jepang dan AS menyempit, Yen kemungkinan akan menguat lebih lanjut terhadap USD, yang menyebabkan harga saham terkait ekspor turun karena tren penjualan.

Namun, sekitar 70% ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan Bank of Japan akan menaikkan suku bunga lagi pada bulan Desember. Capital Economics memprediksi kenaikan suku bunga berikutnya akan terjadi pada Oktober 2024, ketika inflasi kemungkinan akan tetap mendekati target 2% hingga awal 2025.

Sumber: https://congthuong.vn/dong-yen-tang-manh-sau-khi-fed-cat-giam-lai-suat-347260.html