Terobosan pendidikan dari Resolusi 71 – NQ/TW: 5 pilar perlu tindakan segera

Menurut Bapak Tran Anh Tuan, Wakil Presiden Asosiasi Pendidikan Kejuruan Kota Ho Chi Minh, untuk melaksanakan Resolusi 71-NQ/TW tentang terobosan dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan, hal terpenting adalah mengubah semangat "dari inovasi fundamental dan komprehensif" menjadi "pengembangan terobosan" dengan tindakan-tindakan yang spesifik, sinkron, dan layak.

Bapak Tuan menekankan 5 kelompok masalah yang perlu difokuskan untuk dipecahkan.

Pertama, dari segi strategi dan kelembagaan, perlu dilakukan perbaikan mekanisme tata kelola pendidikan ke arah pemberian otonomi lebih besar kepada lembaga, disertai peningkatan akuntabilitas berdasarkan hasil keluaran.

Secara khusus, Bapak Tuan mengusulkan perlunya kebijakan khusus yang memungkinkan uji coba mekanisme "kotak pasir" (lingkungan pengujian terkendali) dalam pendidikan vokasi dan universitas untuk menciptakan ruang bagi kreativitas dan inovasi. Diperlukan strategi jangka panjang dengan peta jalan yang jelas dan target terukur (KPI) pada tahun 2030 dan 2045 untuk memastikan Resolusi ini tidak hanya berhenti pada slogan-slogan.

Kedua, dari segi sumber daya, perlu ada terobosan di bidang keuangan, infrastruktur, dan teknologi. Investasi publik perlu ditingkatkan dan pada saat yang sama, mekanisme untuk memobilisasi sumber daya sosial dari dunia usaha secara kuat juga diperlukan. Investasi dalam infrastruktur teknologi digital untuk keseluruhan sistem juga diperlukan.

Khususnya, teknologi realitas virtual (VR/AR) dan simulasi dalam pendidikan vokasi sangat dibutuhkan. Selain itu, perlu ada kebijakan kredit preferensial bagi peserta pelatihan vokasi dan mahasiswa jurusan praktik.

Ketiga, terkait tim pengajar dan manajer, inilah faktor kunci penentu kesuksesan. Penting untuk membangun tim elit dengan kapasitas profesional yang tinggi dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi dan metode pengajaran modern. Remunerasi dan lingkungan kerja harus cukup menarik untuk menarik dan mempertahankan talenta.

Keempat, dalam hal standar mutu dan keluaran, perlu dilakukan transformasi yang kuat dari model pelatihan tradisional ke pelatihan berbasis kompetensi, dengan menempatkan peserta didik sebagai pusatnya. Program pelatihan harus dirancang sesuai standar internasional dan mendapatkan pendampingan yang erat dari dunia usaha untuk memastikan keluarannya memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja. Metode penilaian juga perlu diubah, bergeser dari "ujian - gelar" menjadi "akreditasi - sertifikat kompetensi - catatan pembelajaran terbuka".

Bapak Tran Anh Tuan - Wakil Presiden Asosiasi Pendidikan Kejuruan Kota Ho Chi Minh.

Terakhir, dalam hal kerja sama dan integrasi internasional, perluasan hubungan dengan mitra asing di bidang pendidikan vokasi dan universitas tidak dapat dihindari. Bentuk kerja sama seperti program gelar bersama dan pengakuan kredit akan membantu meningkatkan kualitas dan memfasilitasi ekspor sumber daya manusia berkualitas tinggi.

Memperkuat pelatihan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dan menjalin hubungan erat dengan perusahaan FDI untuk membawa teknologi modern ke sekolah merupakan kunci integrasi yang mendalam.

Agar Resolusi 71 – NQ/TW benar-benar inovatif, diperlukan kerangka solusi yang konsisten untuk periode 5 tahun (2025–2030), dengan fokus pada faktor-faktor berikut: kelembagaan yang jelas, sumber daya yang kuat, tim elit, standar output yang terhubung dengan pasar, dan integrasi yang mendalam. Khususnya, pendidikan vokasi harus dianggap sebagai 'terobosan kunci', selangkah lebih maju dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia praktis negara ini,” pungkas Bapak Tuan.

Sumber: https://giaoducthoidai.vn/dot-pha-giao-duc-tu-nghi-quyet-71-nqtw-5-tru-cot-can-hanh-dong-ngay-post749066.html