Termasuk usulan perubahan sejumlah peraturan tentang penangguhan dan penghentian proyek investasi.
Secara khusus, badan perancang undang-undang mengusulkan untuk mengubah dan melengkapi Pasal 47 Undang-Undang Penanaman Modal Tahun 2020 dengan menambahkan ketentuan tentang penghentian sementara proyek penanaman modal jika penanam modal tidak mematuhi isi persetujuan kebijakan penanaman modal, Sertifikat Pendaftaran Penanaman Modal, dan telah menerima dokumen dari badan pendaftaran penanaman modal tentang tidak mematuhi isi persetujuan kebijakan penanaman modal, Sertifikat Pendaftaran Penanaman Modal, dan sebagainya.
Bersamaan dengan itu, mengubah dan melengkapi Pasal 48 Undang-Undang Penanaman Modal Tahun 2020 dengan menambahkan ketentuan tentang penghentian kegiatan usaha proyek penanaman modal dalam hal badan usaha dibubarkan tetapi tidak menghentikan kegiatan usahanya, atau tidak mengalihkan atau memindahkan hak milik lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang proyek penanaman modal.
Selain itu, materi yang terkait dengan tata cara penghentian proyek penanaman modal yang menghadapi kesulitan dan permasalahan akan terus dikaji, direvisi, dan disempurnakan dalam Rancangan Undang-Undang yang mengaturnya.
Menurut badan penyusun, perubahan dan penambahan peraturan ini dimaksudkan untuk memastikan adanya dasar hukum dalam penangguhan dan penghentian proyek investasi, menghindari situasi di mana proyek tertunda terlalu lama dan instansi negara tidak dapat menghentikannya.

Menteri Keuangan Nguyen Van Thang menyampaikan laporan. (Foto: Media Majelis Nasional).
Badan penyusun juga mengusulkan perubahan dan penambahan sejumlah pasal dalam Undang-Undang Perkeretaapian No. 95/2025/QH15 yang isinya bahwa bagi perkeretaapian nasional dan daerah, investor diperbolehkan memperpanjang masa operasi proyek sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal.
Selain itu, apabila penanam modal tidak bermaksud memperpanjang masa operasi proyek, maka penanam modal wajib menyerahkan seluruh aset yang terbentuk dari proyek tersebut kepada Negara setelah masa operasi proyek berakhir, dan Negara wajib membayar kepada penanam modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menelaah isi tersebut, Ketua Komite Ekonomi dan Keuangan Majelis Nasional Phan Van Mai mengatakan bahwa berdasarkan ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal saat ini dan rancangan Undang-Undang Penanaman Modal yang telah diubah, jangka waktu "proyek investasi dengan modal investasi besar tetapi pengembalian modal lambat" adalah 70 tahun.
Namun, lembaga penilai percaya bahwa karena sifat khusus proyek perkeretaapian, banyak kasus memerlukan periode investasi yang lebih lama untuk memulihkan modal, dan dengan investasi swasta, faktor efisiensi ekonomi bagi investor juga meningkat.
Bapak Mai menyatakan adanya pendapat yang menyarankan agar dikaji cara penanganan lain selain pengalihan proyek dengan ganti rugi apabila investor diperbolehkan memperpanjang tetapi tidak mengajukan perpanjangan, dengan tetap mengutamakan keselarasan kepentingan antara Negara, masyarakat dan investor.
Disamping itu, ada pula pendapat yang mengusulkan agar penerapannya dikaji pada proyek-proyek tertentu yang bersifat khusus apabila diizinkan oleh instansi yang berwenang, bukan diterapkan pada semua proyek.
Terkait hal ini, Rancangan Undang-Undang Penerbangan Sipil Vietnam (pengganti) juga mengusulkan amandemen terhadap Pasal 24 Ayat 3 Poin c yang sama dari Undang-Undang Perkeretaapian, tetapi usulan dalam kedua rancangan undang-undang tersebut berbeda isinya. Lembaga peninjau meminta Pemerintah untuk melaporkan dan menyatukan usulan isi tersebut.
Sumber: https://vtcnews.vn/du-an-tréo-qua-lau-co-the-bi-cham-dut-ngung-hoat-dong-ar986516.html






Komentar (0)