Bunga sakura Korea – Keindahan musim semi yang puitis
Bunga sakura di Samseonghyeol - Destinasi wisata terkenal di Jeju. (Foto: Trong Nghia)
Musim semi di Korea selalu indah, tetapi jika Anda berkesempatan mengunjungi Jeju di bulan April , Anda akan mengerti mengapa bunga sakura begitu memikat. Di Jeju, setiap jalan dan sudut jalan diterangi oleh bunga sakura yang lembut, menciptakan pemandangan musim semi yang indah. Sensasi berdiri di tengah taman bunga sakura, menghirup udara segar, mendengarkan desiran angin di dedaunan, membuat Anda merasa seperti tersesat di dunia yang sama sekali berbeda, penuh romansa dan kesakralan.
Bunga sakura Korea tak hanya menonjol dengan warna merah muda dan putihnya yang murni, tetapi juga membawa makna pembaruan dan harapan yang mendalam. Bagi orang Korea, musim semi adalah kesempatan untuk melupakan kesedihan musim dingin dan menyambut awal yang baru, dan bunga sakura merupakan simbol tak terpisahkan dari momen ini.
Jalan Bunga Sakura di Pulau Jeju – Jalan Kisah Cinta yang Menyentuh
Jalanan dipenuhi bunga kanola kuning dan bunga sakura di Jeju. (Foto: Trong Nghia)
Jeju adalah salah satu tempat paling terkenal untuk melihat bunga sakura di Korea. Ketika membicarakan tempat-tempat indah untuk melihat bunga sakura di pulau ini, pasti tak ada yang bisa melupakan keindahan jalan setapak bunga sakura di Pulau Jeju —tempat kisah cinta tragis tersimpan, seperti kisah cinta Hong Yun Eh dan Jo Jeong Jeon. Jalan itu bernama Cheonongro—tempat paling populer untuk melihat bunga sakura di Pulau Jeju, dengan ratusan pohon sakura yang bermekaran tertiup angin musim semi.
Setiap musim bunga sakura, jalan bunga sakura di Pulau Jeju ini seolah menjadi saksi bisu kesedihan cinta terlarang, saat kelopak bunga sakura berguguran, bagai air mata seorang gadis yang mengorbankan segalanya demi cinta.
Konon, pada masa Dinasti Joseon, ada seorang pemuda kaya dan berbakat bernama Jo Jeong Jeon yang diasingkan ke Pulau Jeju pada tahun 1777 karena konflik di istana. Di sana, ia hidup dalam kesepian dan keputusasaan. Hong Yun Eh, putri dari keluarga tempat Jo Jeong Jeon dipenjara, diam-diam membantunya dan keduanya pun jatuh cinta. Pada tahun 1781, mereka dikaruniai seorang putri.
Ketika Kim Si Gu, musuh keluarga Jo Jeong Jeon, menjadi gubernur Jeju, ia menyiksa Hong Yun Eh untuk memaksanya menyangkal hubungannya dengan Jo Jeong Jeon. Hong Yun Eh tak sanggup menahan rasa sakit dan meninggal dunia, meninggalkan seorang putri yang berusia kurang dari 3 bulan. Kim Si Gu menutupi kejahatannya dengan membuat laporan palsu ke pengadilan. Setelah kebenaran terungkap, Jo Jeong Jeon diampuni, tetapi harus menunggu hingga tahun 1810 untuk dipulihkan. Sekembalinya ke Pulau Jeju pada tahun 1811, ia melewatkan semua upacara penyambutan untuk mengunjungi makam Hong Yun Eh, di mana ia menangis sepanjang malam dan mendirikan sebuah batu peringatan untuknya. Dan Jalan Hong Lang di ujung Jalan Cheonongro adalah tempat kisah cinta tragis mereka terekam.
Berdiri di tengah jalan bunga sakura, kau akan merasakan keheningan, bagai undangan untuk kembali ke kenangan lama. Itulah momen-momen yang ingin kau simpan selamanya di hati, ketika setiap kelopak bunga berguguran lembut tertiup angin, seolah menceritakan kisah tanpa kata.
Festival Bunga Sakura Jeju – Tempat Cinta dan Kehidupan Terlahir Kembali
Festival bunga sakura di Jeju biasanya berlangsung di awal April, menarik ribuan wisatawan untuk mengagumi keindahan pemandangannya. (Foto: Dikumpulkan)
Berwisata ke Jeju pada bulan April juga merupakan kesempatan bagi Anda untuk berpartisipasi dalam festival bunga sakura yang unik, menikmati suasana ceria dan meriah dengan pertunjukan musik dan tari tradisional, kios-kios makanan yang penuh warna, pertunjukan seni yang memukau, serta mendengarkan kisah-kisah tentang bunga ini, tentang cinta, pengorbanan, dan keabadian orang-orang yang pernah hidup dan mencintai di Pulau Jeju. Semua ini bagaikan angin segar di ruang yang dipenuhi bunga sakura, membuat segalanya lebih semarak dan menarik dari sebelumnya.
Perjalanan ke Jeju di bulan April bukan hanya tentang tamasya. Ini adalah perjalanan penuh emosi, saat Anda melangkah ke tempat di mana bunga sakura tak hanya menjadi bunga yang indah, tetapi juga bagian dari sebuah cerita, kenangan. Bunga sakura Korea telah menjadi simbol musim semi, hari-hari yang indah, dan harapan baru. Dan ketika Anda menyusuri jalan setapak bunga sakura di Pulau Jeju, Anda akan menyadari bahwa momen-momen singkat bunga sakura adalah kehidupan, kelahiran kembali, hal paling berharga yang dibawa musim semi. Anda tentu tidak boleh melewatkan kesempatan untuk mengunjungi Jeju di bulan April untuk merasakan semuanya dan merasakan musim bunga sakura di sini.
Sumber: https://www.vietravel.com/vn/am-thuc-kham-pha/du-lich-jeju-thang-4-ngam-hoa-anh-dao-han-quoc-v16605.aspx
Komentar (0)