Traveling sendiri memang bukan hal yang baru, pasalnya tren traveling ini semakin diminati oleh anak muda yang mengikuti tren membawa tas ransel dan pergi… Namun tidak semua orang memiliki pengetahuan yang cukup untuk menghadapi situasi tak terduga.
Artikel "Keterampilan untuk bersenang-senang sendirian" di grup "Pecinta Perjalanan" di media sosial menarik lebih dari 3.000 suka dan komentar dari anak muda. Banyak pendapat yang sependapat, menyatakan bahwa bepergian sendiri adalah cara untuk mengatasi keterbatasan diri seperti takut berkomunikasi dengan orang asing, mencoba rute baru, kemampuan berbahasa asing, dan menyeimbangkan keuangan saat bepergian. Namun, ada juga banyak pendapat yang bertentangan seperti: Bagaimana Anda akan mengatasinya ketika tersesat, mabuk perjalanan, atau kehilangan bagasi?; Jika kemampuan komunikasi bahasa asing Anda kurang baik, kepada siapa Anda harus meminta bantuan dalam situasi bepergian sendiri ke luar negeri dan kehilangan bagasi/dokumen identitas?; Jika Anda memilih perjalanan yang mencakup pendakian gunung/trekking tetapi Anda kurang sehat atau jatuh sakit saat bepergian, apa yang harus Anda lakukan?...
Dua kali bepergian sendirian, dan musim panas ini, Ibu Tran Thi Hong Anh (26 tahun, tinggal di distrik Binh Thanh, Kota Ho Chi Minh) memutuskan untuk pergi bersama teman-temannya. "Bepergian sendirian, kita bebas menentukan tempat singgah, tempat menginap, dan makanan... tetapi sebagai gantinya, kita harus memiliki kesehatan yang baik dan keterampilan bepergian seperti menggunakan peta di ponsel untuk menemukan arah. Dua kali saya bepergian sendirian, saya merasa senang tetapi sedikit lelah karena mabuk perjalanan, dan saya tidak punya teman atau keluarga yang mendukung saya," ungkap Ibu Hong Anh.
Suatu ketika, Bapak Huynh Thai An (30 tahun, tinggal di Distrik Tan Phu, Kota Ho Chi Minh) berencana bepergian ke Thailand sendirian dan hanya memiliki uang di rekeningnya. Namun, kemampuan berbahasa asingnya kurang baik. Thai An berkata, “Pada hari pertama kedatangan dan check-in di hotel, sambil berjalan-jalan di sekitar hotel, saya mulai merasa bosan karena tidak bisa berkomunikasi banyak, tidak bisa mempelajari hal-hal menarik. Pada hari kedua, saya memposting di grup media sosial, orang-orang Vietnam di Thailand, dan untungnya terhubung dengan seorang teman yang sedang belajar tata rias di sini. Ia berkomunikasi dengan sangat baik dalam bahasa Thailand dan Inggris, mengajak saya ke banyak tempat, dan memperkenalkan budaya masing-masing tempat. Setelah perjalanan itu, saya menyadari bahwa bepergian ke luar negeri sendirian membutuhkan kemampuan berbahasa asing. Kalau tidak, saya tinggal memesan tur dan pergi, kalau tidak, rasanya sangat membosankan.”
Pengalaman bepergian sendiri juga diperlukan saat Anda membutuhkan waktu istirahat yang tenang dan menantang diri. Namun, untuk mengambil keputusan ini, kaum muda membutuhkan keterampilan dan keberanian, bukan kecerobohan.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)