Saat ini, wisatawan tidak hanya tertarik pada fasilitas dan harga, tetapi juga menuntut pengalaman yang bertanggung jawab. Mulai dari lingkungan akomodasi yang ramah, layanan yang transparan, hingga perilaku beradab dan rasa hormat terhadap masyarakat lokal, tren " pariwisata hijau" dan "pariwisata bertanggung jawab" telah menjadi kriteria penting, yang mencerminkan pembangunan berkelanjutan industri ini.
Kriteria yang ditetapkan “Perusahaan untuk konsumen” – kompas untuk pariwisata berkelanjutan
Untuk meningkatkan tanggung jawab sosial dan melindungi hak-hak konsumen, Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nasional ( Kementerian Perindustrian dan Perdagangan ) telah mengembangkan serangkaian kriteria untuk "Perusahaan untuk Konsumen", yang mana sektor pariwisata diidentifikasi sebagai fokus penerapannya. Kriteria ini didasarkan pada lima pilar utama: transparansi - keselamatan - tanggung jawab - rasa hormat - keberlanjutan, yang memandu pelaku usaha untuk membangun merek tepercaya, mengurangi risiko hukum, menciptakan lingkungan persaingan yang sehat, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Di sektor pariwisata, kriteria ini diwujudkan melalui tindakan spesifik. Pelaku usaha perlu menyediakan informasi yang lengkap dan jujur mengenai harga tur, kebijakan akomodasi, dan ketentuan layanan agar pelanggan memahami hak-hak mereka dengan jelas sebelum berpartisipasi. Menjamin keselamatan wisatawan selama perjalanan, mulai dari transportasi, akomodasi, hingga pengalaman merupakan persyaratan wajib. Di saat yang sama, pelaku usaha perlu membangun saluran yang transparan dan cepat untuk menerima dan memproses umpan balik, serta berkomitmen untuk meminimalkan dampak lingkungan, melindungi sumber daya pariwisata, dan budaya lokal. Dengan menerapkan kriteria ini, pelaku usaha tidak hanya meningkatkan kualitas layanan tetapi juga membangun kepercayaan, yang merupakan faktor kunci dalam mempertahankan wisatawan dan meningkatkan citra pariwisata Vietnam.
Layanan khusus – melindungi hak pelanggan dari detail terkecil
Pada kenyataannya, perlindungan hak-hak wisatawan bukan sekadar peraturan atau komitmen di atas kertas, tetapi juga tercermin dalam sikap pelayanan dan rasa tanggung jawab setiap individu di industri ini. Di Trang An ( Ninh Binh ), lebih dari 400 rumah tangga yang bekerja di sektor pariwisata komunitas telah dilatih dalam keterampilan komunikasi, perilaku, dan penanganan situasi dengan pelanggan. Model ini telah menjadi contoh khas "pariwisata untuk konsumen", di mana dedikasi dan rasa hormat kepada pelanggan dianggap sebagai nilai-nilai inti dalam layanan.
Menurut Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, pada paruh pertama tahun 2025 saja, lebih dari 30 perusahaan akomodasi di seluruh negeri telah dikenai sanksi, peringatan, atau penangguhan karena melanggar standar lingkungan, keselamatan, dan kualitas layanan. Di Khanh Hoa, 11 inspeksi telah dilakukan terhadap 27 perusahaan pariwisata, dan 12 di antaranya didenda. Langkah-langkah ini menunjukkan tekad badan pengelola untuk melindungi hak-hak wisatawan yang sah, sekaligus mendorong perusahaan untuk beroperasi secara transparan, profesional, dan bertanggung jawab.
Para ahli mengatakan bahwa kepercayaan wisatawan adalah aset industri pariwisata yang paling tidak berwujud namun berkelanjutan. Kepercayaan ini dibangun dari pengalaman nyata, dari komitmen yang dipadukan dengan tindakan, dan dari transparansi dalam setiap layanan sekecil apa pun. Ketika bisnis mempublikasikan kebijakan, menstandardisasi kontrak, dan bersedia bertanggung jawab terhadap pelanggan, mereka tidak hanya menghindari risiko hukum tetapi juga menciptakan merek yang bereputasi baik, aman, dan tepercaya.
Pelanggaran yang ditangani secara terbuka dan transparan tidak hanya mencegah terjadinya kesalahan tetapi juga memperkuat citra Vietnam sebagai destinasi yang beradab, profesional, dan ramah di mata wisatawan internasional.
Bertujuan untuk mencapai tujuan 1 kuadriliun, berkembang dengan kualitas dan kepercayaan
Target pendapatan industri pariwisata sebesar VND1 triliun pada tahun 2025 tidak dapat dicapai hanya dengan meningkatkan jumlah pengunjung, melainkan harus bertumpu pada kualitas layanan, pengalaman, dan kepuasan konsumen. Hal ini menuntut pelaku usaha untuk berinvestasi secara sistematis pada sumber daya manusia, infrastruktur, teknologi, dan budaya layanan. Badan pengelola juga perlu terus meningkatkan kebijakan pemantauan dan mendorong penerapan kriteria "Perusahaan untuk Konsumen" yang ditetapkan sebagai standar pembangunan berkelanjutan untuk seluruh industri.
Ketika konsumen – wisatawan ditempatkan di pusat, ketika bisnis menganggap transparansi dan dedikasi sebagai budaya, pariwisata Vietnam tidak hanya akan pulih dengan kuat tetapi juga mencapai tingkat regional, dengan citra destinasi yang aman, ramah, dan dapat dipercaya.
Sumber: https://baolaocai.vn/du-lich-viet-nam-lay-nguoi-tieu-dung-lam-trung-tam-huong-toi-1-trieu-ty-dong-post886409.html






Komentar (0)