Baru-baru ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy, Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi, Ketua Dewan Bisnis Indonesia (IBC) Arsjad Rasjid, perusahaan-perusahaan besar Indonesia seperti Japfa Group, Indika Group, Nutricell, Prasetia Dwidharrma dan BRI Ventures mengunjungiFPT dan membahas peluang kerja sama dalam transformasi digital dan pengembangan sumber daya manusia.
Kedua belah pihak melakukan diskusi mendalam untuk memperluas kerja sama dalam transformasi digital, dengan fokus pada bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (AI), semikonduktor, dan pengembangan sumber daya manusia muda.
Salah satu usulan utama adalah pembentukan Kelompok Kerja Gabungan dengan partisipasi perwakilan pemerintah , pelaku usaha, dan pakar guna membangun ekosistem semikonduktor dan mendorong transformasi digital di berbagai sektor di Indonesia.
Delegasi juga menjajaki peluang kerja sama dengan FPT dalam mengembangkan program pelatihan untuk membina tenaga kerja muda dengan keterampilan yang siap menghadapi masa depan. Sebagai grup teknologi pionir di Vietnam, FPT berfokus pada pengembangan pendidikan untuk membangun sumber daya manusia berkualitas tinggi di bidang teknologi canggih seperti AI dan semikonduktor, yang memenuhi kebutuhan sumber daya manusia tidak hanya di Vietnam tetapi juga di pasar global.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Direksi FPT Truong Gia Binh menyampaikan, berbekal pengalaman implementasi transformasi digital bagi provinsi dan kota di Vietnam serta pelaku bisnis di tingkat global, FPT siap berbagi ilmu dan menjadi mitra strategis Indonesia dalam mewujudkan ekonomi digital bagi rakyat, dengan fondasi data, AI, chip, dan manusia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan delegasi mengunjungi FPT. |
Senada dengan itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambud menyampaikan kekagumannya atas tekad dan upaya Vietnam pada umumnya dan FPT pada khususnya dalam proses transformasi digital. Semangat inilah yang dibutuhkan Indonesia untuk mendorong revolusi transformasi digital yang komprehensif.
“Apa yang Anda hargai dan kerjakan dengan sepenuh hati itulah yang dibutuhkan Indonesia saat ini,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa FPT adalah “pembuat perbedaan” yang ingin didampinginya di era transformasi digital baru Indonesia.
Arsjad Rasjid, Ketua Dewan Bisnis Indonesia (BII), menekankan peran kunci cip dalam memajukan industri lain seperti kendaraan listrik dan ESG. Ia berharap Indonesia dapat membangun ekosistem cip melalui kerja sama dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam.
"Kami sangat terkesan dengan apa yang telah diciptakan Vietnam dan FPT, tidak hanya dari segi teknologi tetapi juga sumber daya manusia. Kami ingin bekerja sama dengan Vietnam di bidang ini, dan pembentukan Kelompok Kerja Bersama merupakan inisiatif yang ideal untuk mewujudkan tujuan tersebut," ujar Bapak Arsjad Rasjid.
Kunjungan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian kerja sama yang sukses antara FPT dan mitra-mitranya di Indonesia. FPT baru-baru ini menandatangani perjanjian kerangka kerja dengan KMP Aryadhana, perusahaan inovasi terkemuka di Indonesia, untuk mendorong penerapan teknologi canggih dalam 5 tahun ke depan. Grup ini juga menerapkan solusi AI canggih untuk Pertamina, perusahaan minyak dan gas terbesar di Indonesia.
Sejak memasuki pasar Indonesia pada tahun 2017, FPT telah mendampingi banyak perusahaan besar dalam perjalanan transformasi digital mereka, mulai dari energi, keuangan - perbankan hingga telekomunikasi.
Hingga saat ini, FPT memiliki lebih dari 200 pakar teknologi yang bekerja di dua kantor besar di Indonesia, dan berencana untuk membuka kantor ketiga tahun ini.
Sumber: https://nhandan.vn/fpt-hop-tac-voi-chinh-phu-indonesia-xay-dung-he-sinh-thai-ban-dan-thuc-day-chuyen-doi-so-post873587.html






Komentar (0)