Secara spesifik, harga minyak Brent turun sebesar 2,03 dolar AS menjadi 86,84 dolar AS/barel. Demikian pula, harga minyak WTI AS turun sebesar 2,23 dolar AS menjadi 82,31 dolar AS/barel.
Menurut para analis, harga minyak turun karena investor bersikap hati-hati menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve (Fed) AS, yang akan berlangsung pada 31 Oktober dan 1 November. Hasil pertemuan ini dan data ketenagakerjaan AS yang akan datang akan memengaruhi permintaan bahan bakar.
Selain itu, pasar juga menunggu data PMI manufaktur dan jasa Tiongkok bulan Oktober yang akan dirilis minggu ini untuk mencari tanda-tanda stabilitas ekonomi di negara importir minyak mentah terbesar dunia.
Pada 30 Oktober, Bank Dunia (WB) memperkirakan harga minyak dunia akan mencapai rata-rata $90 per barel pada kuartal keempat dan $81 per barel pada tahun 2023 karena perlambatan pertumbuhan ekonomi mengurangi permintaan. Bank Dunia memperingatkan bahwa eskalasi konflik di Timur Tengah dapat mendorong harga minyak lebih tinggi.
Para analis mengatakan konflik di Timur Tengah sejauh ini belum berdampak langsung pada pasokan minyak.
Di dalam negeri, siang ini, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan menyesuaikan harga bensin secara berkala. Harga bensin diperkirakan akan naik sekitar 300-500 VND/liter, sementara harga minyak akan turun sekitar 500 VND/liter (kg).
Sejak awal tahun, harga bensin telah disesuaikan 30 kali, termasuk 18 kali kenaikan, 9 kali penurunan, dan 3 kali tidak berubah.
Harga eceran bensin dalam negeri pada tanggal 31 Oktober adalah sebagai berikut: Bensin E5 RON 92 tidak lebih dari VND 22.360/liter; Bensin RON 95 tidak lebih dari VND 23.510/liter; Minyak solar tidak lebih dari VND 22.480/liter; Minyak tanah tidak lebih dari VND 22.750/liter; Minyak mazut tidak lebih dari VND 16.610/kg.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)