Pada sesi perdagangan tanggal 19 September, harga minyak dunia melanjutkan pemulihan baru-baru ini dan meningkat lebih dari 1% karena keputusan Federal Reserve AS untuk menurunkan suku bunga dan penurunan cadangan minyak global agak membayangi kekhawatiran tentang permintaan karena lemahnya konsumsi di Tiongkok.
Pada akhir sesi, harga minyak mentah Brent di Laut Utara meningkat sebesar 1,23 USD, atau 1,7%, menjadi 74,88 USD/barel, sementara harga minyak mentah light sweet AS meningkat sebesar 1,04 USD, setara dengan 1,5%, menjadi 71,95 USD/barel.
Harga "emas hitam" mulai pulih setelah minyak mentah Brent turun di bawah $69 per barel untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun pada 10 September. Kedua minyak mentah tersebut telah mencatat lima kenaikan dalam tujuh sesi perdagangan sejak saat itu.
The Fed memangkas suku bunga sebesar setengah poin persentase pada 18 September. Pemangkasan suku bunga biasanya mendorong aktivitas ekonomi dan permintaan energi, tetapi beberapa pihak juga melihat pemangkasan suku bunga yang tajam sebagai tanda lemahnya pasar tenaga kerja AS.
Analis di UBS mengatakan penurunan persediaan minyak global akan mendukung harga minyak, mendorong Brent kembali di atas $80 per barel dalam beberapa bulan mendatang. Data pemerintah menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah di Amerika Serikat, produsen minyak terbesar dunia, turun ke level terendah dalam satu tahun pekan lalu. Para ahli strategi di Macquarie memperkirakan bahwa penurunan tersebut dapat meningkat pesat pekan depan, karena ekspor AS kemungkinan akan pulih tajam setelah gangguan pekan lalu akibat Badai Francine.
Analis Citi memperkirakan kekurangan sekitar 400.000 barel per hari di pasar minyak akan mendukung harga minyak mentah Brent ke kisaran $70-$75 per barel pada kuartal berikutnya.
Harga minyak juga didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, kata Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics.
Namun, permintaan yang lemah dari Tiongkok akibat perlambatan ekonomi masih membatasi kenaikan harga minyak, ujar Alex Hodes, analis minyak di perusahaan pialang StoneX. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan produksi kilang Tiongkok melambat selama lima bulan berturut-turut pada bulan Agustus. Produksi industri Tiongkok juga mencatat pertumbuhan paling lambat dalam lima bulan terakhir pada bulan Agustus, sementara penjualan ritel dan harga rumah baru terus menurun.
Menurut VNA
[iklan_2]
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/quoc-te/gia-dau-the-gioi-noi-dai-da-phuc-hoi-manh-me/20240920072032281






Komentar (0)