Kasus batuk rejan meningkat pada anak-anak yang tidak divaksinasi

Sejak awal 2024 hingga saat ini, jumlah kasus batuk rejan di Kota Ho Chi Minh telah meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebagian besar anak-anak yang terjangkit penyakit ini belum cukup umur untuk divaksinasi atau belum divaksinasi lengkap.

Menurut laporan Institut Pasteur Kota Ho Chi Minh tentang situasi penyakit menular di wilayah Selatan dalam 5 bulan pertama tahun 2024, jumlah kasus batuk rejan meningkat sebanyak 40 kasus. Dari jumlah tersebut, 67,5% kasus terjadi pada anak di bawah usia 3 bulan dan 75,7% kasus belum divaksinasi atau belum cukup umur untuk divaksinasi.

Menurut laporan Pusat Pengendalian Penyakit Kota Ho Chi Minh (HCDC) mengenai situasi epidemi, per 12 Juni, Kota Ho Chi Minh mencatat 30 kasus batuk rejan, dengan 90% kasus terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun dan 40% kasus terjadi pada anak di bawah usia 2 bulan—kelompok usia ini belum mencapai usia vaksinasi pertama dalam Program Imunisasi Perluasan. Semua anak yang terjangkit batuk rejan memiliki ibu yang belum divaksinasi atau memiliki riwayat vaksinasi batuk rejan yang tidak diketahui.

Bila anak-anak menunjukkan tanda-tanda atau diduga menderita batuk rejan, mereka harus tinggal di rumah dan tidak bersekolah, diisolasi, dan dibawa ke fasilitas medis untuk mendapatkan perawatan tepat waktu.

Menurut Rumah Sakit Anak 2, sekitar sepertiga kasus batuk rejan memerlukan oksigen canuala, lebih dari seperempat kasus didiagnosis dengan pneumonia atau bronkiolitis, bronkopneumonia, dan refluks gastroesofageal. Melalui investigasi epidemiologi, kasus-kasus ini muncul secara sporadis dan saat ini tidak ada hubungan epidemiologis yang tercatat satu sama lain.

Dengan meningkatnya jumlah kasus batuk rejan, sektor kesehatan Kota Ho Chi Minh telah meningkatkan kegiatan edukasi dan komunikasi kesehatan tentang cara mencegah batuk rejan, jadwal vaksinasi untuk anak-anak dan ibu hamil dengan vaksin yang mengandung batuk rejan. Bersamaan dengan itu, juga telah meningkatkan kegiatan vaksinasi rutin, vaksinasi susulan, serta skrining dan undangan vaksinasi bagi anak-anak yang belum divaksinasi atau belum menerima dosis vaksin batuk rejan yang cukup.

Menurut Dinas Kesehatan Kota Ho Chi Minh, batuk rejan adalah infeksi saluran pernapasan akut yang sering terjadi pada anak kecil. Penyakit ini ditularkan melalui saluran pernapasan, dan bayi serta anak kecil umumnya tertular dari ibu atau pengasuh mereka di rumah.

Awal penyakit ini bisa tanpa demam atau demam ringan, disertai peradangan saluran pernapasan atas, kelelahan, kehilangan nafsu makan, dan batuk. Batuk menjadi lebih parah dan menjadi paroksismal dalam 1-2 minggu, berlangsung 1-2 bulan atau lebih. Namun, pada bayi, beberapa mungkin tidak batuk, melainkan menjadi sianosis atau bahkan berhenti bernapas.

Di Vietnam, batuk rejan tersebar luas di seluruh negeri. Dalam kasus epidemi batuk rejan, penyakit ini seringkali berkembang parah, menyebabkan kematian akibat infeksi sekunder yang menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, bronkitis, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun dan anak-anak yang kekurangan gizi.

Jadwal vaksinasi untuk anak-anak dengan vaksin pertusis di Vietnam dimulai saat mereka berusia 2 bulan. Untuk melindungi anak-anak dari batuk rejan sebelum mereka cukup umur untuk divaksinasi, kekebalan pasif yang diwariskan dari ibu sangat penting. Oleh karena itu, ibu hamil perlu divaksinasi dengan vaksin pertusis untuk melindungi mereka dari infeksi dan penularan batuk rejan kepada anak-anak mereka,” demikian pernyataan Dinas Kesehatan Kota Ho Chi Minh.

Sumber: https://baodautu.vn/tphcm-gia-tang-ca-benh-ho-ga-o-tre-chua-duoc-tiem-vac-xin-d218121.html