Pengurangan emisi di industri tekstil: Tugas mendesak dalam integrasi

Dalam beberapa tahun terakhir, industri tekstil dan garmen telah menjadi salah satu industri ekspor utama Vietnam. Namun, industri ini juga merupakan salah satu sektor ekonomi yang menciptakan lebih banyak risiko lingkungan dan sosial dibandingkan sektor lainnya. Terlebih lagi, karena industri tekstil dan garmen menggunakan banyak energi selama proses produksi, industri ini menjadi salah satu industri dengan emisi gas rumah kaca yang tinggi. Oleh karena itu, pengurangan emisi di industri tekstil dan garmen merupakan salah satu tugas mendesak untuk mencapai tujuan netralitas karbon di Vietnam pada tahun 2050.

Memproduksi benang sutra untuk industri tekstil di distrik Binh Chanh, Kota Ho Chi Minh . Foto: Hong Dat - VNA

Emitor besar

Menurut Asosiasi Tekstil dan Pakaian Jadi Vietnam (VITAS), industri tekstil dan garmen menghabiskan sekitar $3 miliar untuk konsumsi energi setiap tahun. Industri ini saat ini menyumbang sekitar 8% dari total kebutuhan energi industri dan menghasilkan sekitar 5 juta ton CO2 per tahun. Dalam industri tekstil dan garmen, proses basah tekstil (benang, kain, dan garmen) merupakan tahap dengan emisi karbon tertinggi.

Namun, dalam Strategi pengembangan industri tekstil, garmen, dan alas kaki Vietnam hingga 2030, dengan visi hingga 2035, yang dikeluarkan berdasarkan Keputusan No. 1643/QD-TTg tertanggal 29 Desember 2022 dari Perdana Menteri , Pemerintah telah mengidentifikasinya sebagai "industri ekspor utama ekonomi". Selain itu, Pemerintah juga menetapkan target yang cukup ambisius untuk industri tekstil dan garmen. Secara khusus, dalam periode 2021-2030, Pemerintah mengharapkan pertumbuhan omzet ekspor mencapai 6,8% - 7,2%/tahun, yang mana periode 2021-2025 berupaya mencapai 7,5% - 8,0%/tahun; berupaya mencapai omzet ekspor mencapai 50-52 miliar USD pada tahun 2025 dan 68-70 miliar USD pada tahun 2030; Tingkat lokalisasi industri tekstil dan garmen pada periode 2021-2025 akan mencapai 51%-55% dan pada periode 2026-2030 akan mencapai 56%-60%.

Dengan orientasi seperti itu, kemungkinan besar emisi industri tekstil dan garmen akan meningkat tajam di masa mendatang jika bisnis di industri ini tidak secara proaktif berinvestasi dalam penerapan teknologi dan proses produksi yang mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca.

Perlu bersikap proaktif sekarang

Untuk memenuhi komitmen Pemerintah Vietnam pada Konferensi Para Pihak ke-26 Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (COP26) untuk mengurangi emisi bersih menjadi nol pada tahun 2050, banyak industri, termasuk tekstil dan pakaian jadi, harus berupaya menemukan cara untuk mengurangi emisi ke lingkungan.

Pekerja tekstil di Dony Garment Company Ltd. Foto: Hong Dat - VNA

Berdasarkan Keputusan Pemerintah Nomor 06/2022/ND-CP yang diterbitkan Pemerintah pada tanggal 7 Januari 2022 tentang Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Perlindungan Lapisan Ozon (Daftar dalam Keputusan Pemerintah Nomor 01/2022/QD-TTg yang diterbitkan Pemerintah pada tanggal 18 Januari 2022), saat ini terdapat 294 perusahaan tekstil dan alas kaki yang wajib melaksanakan tanggung jawab inventarisasi gas rumah kaca.

Dalam konteks tersebut, saat berbicara di lokakarya pelatihan tentang inventarisasi dan implementasi pengurangan emisi gas rumah kaca di sektor tekstil yang diselenggarakan oleh Departemen Perubahan Iklim (Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup) baru-baru ini di Kota Ho Chi Minh, Bapak Nguyen Tuan Quang, Wakil Direktur Departemen Perubahan Iklim, menekankan bahwa Keputusan 06 telah memberikan peta jalan khusus bagi perusahaan, termasuk perusahaan tekstil, dalam menyediakan data operasional dan informasi terkait untuk inventarisasi gas rumah kaca perusahaan. Mulai Maret 2025, perusahaan harus mengirimkan data ke badan manajemen, dan pada saat yang sama mengembangkan dan mengimplementasikan rencana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Mulai tahun 2026, perusahaan akan diwajibkan untuk mengimplementasikan langkah-langkah untuk mengurangi emisi sesuai dengan rencana tersebut, untuk mematuhi kuota emisi yang dialokasikan.

Dalam skala global, perubahan iklim telah menjadi salah satu isu yang perlu dipertimbangkan dalam manajemen risiko perusahaan. Efektivitas pengurangan emisi gas rumah kaca telah menjadi salah satu faktor penentu bagi pemegang saham dan investor dalam memutuskan investasi atau divestasi.

Bapak Koji Fukuda, Penasihat Utama Proyek SPI-NDC Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), mencatat bahwa dengan orientasi ekspansi ekspor industri tekstil dan garmen, banyak perusahaan tekstil dan garmen Vietnam yang berpartisipasi dalam rantai pasokan global. Kenyataannya, perusahaan-perusahaan ini menghadapi tekanan dari investor, pemegang saham, dan pelanggan untuk membuktikan bahwa produk mereka sesuai dengan persyaratan pembangunan berkelanjutan, memenuhi indeks "Lingkungan-Sosial-Tata Kelola" (ESG), dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Oleh karena itu, menurut Bapak Nguyen Tuan Quang, mulai sekarang, perusahaan tekstil dan garmen perlu segera mengambil langkah-langkah persiapan untuk penerapan inventarisasi gas rumah kaca dan pengurangan emisi, agar tidak terjadi kebingungan dalam produksi yang dapat memengaruhi hasil produksi, bisnis, dan pekerja. Inventarisasi gas rumah kaca dan usulan solusi untuk mengurangi emisi sangat penting, membantu perusahaan mengikuti tren pasar dan melakukan transformasi hijau untuk beradaptasi dengan kebutuhan merek.

Vu Hoa