Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Pendidikan di Era Digital: Larangan atau Panduan?

Ponsel dan perangkat elektronik kini telah menjadi sarana pembelajaran di era digital, sehingga melarang atau membimbing siswa untuk menggunakannya dengan benar menjadi perhatian sekolah dan orang tua.

Báo Thanh niênBáo Thanh niên20/09/2025

 - Ảnh 1.

Di era digital , siswa harus tahu cara mengubah ponsel mereka menjadi alat untuk belajar, terhubung, dan berkreasi.

FOTO: NGOC DUONG

Di tengah pesatnya perkembangan zaman, dunia berkembang pesat dari hari ke hari, dan teknologi informasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Orang-orang beralih ke teknologi untuk belajar, bekerja, terhubung, dan berkreasi. Mahasiswa tentu saja tidak luput dari arus tersebut.

Seiring ponsel pintar dan jejaring sosial merambah ke setiap sudut ruang kelas dan setiap waktu istirahat, kecemasan semakin memuncak di hati orang tua, guru, dan pembuat kebijakan. Di sinilah muncul pertanyaan: Haruskah kita melarang siswa menggunakan ponsel, bahkan saat istirahat, untuk "menenangkan manajemen"? Atau sebaliknya, haruskah kita memberi mereka kepercayaan dan sekaligus membimbing mereka tentang cara menggunakannya dengan benar?

Kekhawatirannya adalah siswa tidak diajarkan cara menggunakannya.

Ada kenyataan yang terjadi di mana-mana, banyak anak muda berbondong-bondong ke jejaring sosial hanya untuk bersenang-senang, menjalani kehidupan virtual, berdebat tanpa tujuan, dan bahkan menjadi "pahlawan" di papan ketik. Harga yang harus dibayar tidaklah kecil: Waktu berlalu dengan sia-sia; Penurunan fisik akibat rabun jauh, bungkuk, pengapuran tulang belakang...; Depresi mental, kesepian, dan menjauh dari dunia nyata. Hubungan komunitas yang dulunya dekat kini perlahan menyusut, digantikan oleh perpecahan dan rasa dingin.

Kita tak bisa mengabaikan gambaran siswa yang membungkuk di depan layar, mata merah karena begadang, atau bahu terkulai di atas meja di kelas keesokan paginya. Namun, itu bukan berarti teknologi adalah musuh. Masalahnya bukan pada perangkatnya, melainkan bagaimana orang menggunakannya.

Untuk waktu yang lama, setiap kali menghadapi masalah yang sulit diatasi, banyak tempat memilih solusi cepat: pelarangan. Memang benar bahwa ketika pelarangan, orang dewasa merasa aman untuk sementara waktu, tetapi kenyataannya, siswa masih menemukan cara untuk mengakalinya, masih menggunakannya secara diam-diam, dan bahkan menggunakannya dengan cara yang lebih salah.

Ponsel pintar, media sosial, dan teknologi secara umum bukanlah hal yang harus dilarang. Yang perlu kita khawatirkan adalah siswa tidak diajari cara menggunakannya. Di era digital, siswa harus tahu cara mengubah ponsel mereka menjadi alat untuk belajar, terhubung, dan berkreasi.

 - Ảnh 2.

Perlu diciptakan lingkungan hidup agar siswa mengerti cara menggunakan telepon dengan benar.

FOTO: NGOC DUONG

Butuh taman bermain alternatif

Jika kita tidak ingin siswa terpaku pada ponsel mereka, kita harus menciptakan ruang lain yang lebih menarik. Ketika ponsel disingkirkan, siswa membutuhkan taman bermain yang sesungguhnya, tempat untuk bersenang-senang, berkreasi, dan berinteraksi. Sekolah seharusnya tidak hanya mengajarkan kata-kata, tetapi juga memelihara jiwa.

Waktu istirahat, waktu istirahat siang, sekolah sore... adalah waktu-waktu di mana seharusnya ada taman bermain yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa seperti: lapangan sepak bola, bola voli, bola basket, bulu tangkis untuk kesehatan; sudut catur, catur Cina, catur untuk berpikir; pusat kebugaran, meja foosball untuk hiburan yang sehat; perpustakaan yang luas bagi mereka yang suka membaca; auditorium menjadi gedung bioskop, di mana para siswa memilih dan menikmati film-film yang bermakna...

Dengan pilihan-pilihan tersebut, siswa tidak akan lagi menganggap ponsel sebagai "satu-satunya jalan keluar". Sebaliknya, mereka secara alami akan memilih sepak bola, buku, film, dan komunikasi tatap muka. Itulah cara cerdas dalam pendidikan : bukan memaksa, melainkan menciptakan kondisi agar hal-hal baik menjadi lebih menarik daripada hal-hal yang tidak baik.

Mendapatkan kembali kepercayaan dalam mensosialisasikan kegiatan pendidikan

Namun, untuk memiliki ruang tersebut, sekolah membutuhkan sumber daya. Guru memiliki banyak ide dan antusiasme, tetapi untuk mewujudkannya, mereka membutuhkan dana.

Di sini, dukungan orang tua sangatlah penting. Namun, pada kenyataannya, kepercayaan masyarakat terhadap pendanaan Ikatan Orang Tua semakin menurun. Jika kepercayaan tidak dipulihkan, proses sosialisasi akan menghadapi banyak kendala. Masalahnya bukan seberapa besar atau kecil kontribusinya, melainkan transparansi, keterbukaan, dan efisiensi. Setiap sen yang disumbangkan orang tua harus diubah menjadi nilai nyata: lapangan sepak bola, pusat kebugaran, kegiatan budaya untuk anak-anak mereka. Ketika kepercayaan pulih, dukungan akan datang secara alami, bahkan lebih kuat.

Pendidikan moral – fondasi paling penting

Teknologi membuka dunia tanpa batas, tetapi tanpa landasan moral, siswa dapat dengan mudah jatuh dan tersesat. Moralitas siswa tidak terbentuk secara alami, tetapi perlu diajarkan dan dipupuk di sekolah, dalam setiap ceramah, dalam setiap teladan guru... Ketika siswa dijiwai dengan kejujuran, tanggung jawab, kasih sayang, kreativitas, dan aspirasi, ponsel hanya akan menjadi alat pendukung, yang tak mampu mengalahkan kepribadian mereka. Karena pada akhirnya, teknologi hanyalah sarana; faktor penentunya tetaplah manusia.

Dunia berubah, siswa berubah, sehingga cara berpikir tentang manajemen pendidikan juga harus berubah. Pendidikan yang manusiawi adalah mempercayai siswa, sekaligus menciptakan kondisi bagi mereka untuk berlatih dan berkembang. Itulah cara untuk menjaga disiplin sekolah dan membentuk warga digital yang percaya diri, kreatif, dan bahagia.

Kita tidak bisa mendidik generasi muda dengan menutup pintu teknologi, tetapi harus mengajari mereka untuk membukanya dengan cara yang beradab. Marilah kita dengan berani menaruh kepercayaan kita pada generasi muda, ciptakan bagi mereka taman bermain, lingkungan, dan mekanisme persahabatan.


Sumber: https://thanhnien.vn/giao-duc-trong-ky-nguyen-so-cam-doan-hay-huong-dan-185250919111914744.htm


Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Vietnam menangkan kompetisi musik Intervision 2025
Kemacetan Mu Cang Chai hingga malam, wisatawan berbondong-bondong berburu nasi matang musim ini
Musim emas yang damai di Hoang Su Phi di pegunungan tinggi Tay Con Linh
Desa di Da Nang masuk dalam 50 desa terindah di dunia tahun 2025

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk