Sebuah klip video yang memperlihatkan seorang guru di taman kanak-kanak di Paris memukuli seorang anak berusia 3 tahun telah menyebabkan kemarahan di Prancis.
Video tersebut memperlihatkan seorang gadis kecil berdiri di samping kursi yang roboh sambil menangis. Sementara itu, guru tersebut dengan kasar menarik gadis itu ke sudut dan memukul punggungnya. Ketakutan, gadis kecil itu berlari ke sudut lain kelas dan menangis tersedu-sedu.
Peristiwa pemukulan anak berusia 3 tahun oleh guru di dalam kelas menggemparkan masyarakat Prancis (Ilustrasi: Today's Parents).
Segera setelah itu, Menteri Pendidikan Prancis, Ibu Nicole Belloubet, turun tangan untuk menyelidiki dan menegaskan: "Gambar-gambar ini mengejutkan opini publik dan tidak dapat diterima dalam sistem sekolah Prancis."
Pihak berwenang telah memberhentikan sementara guru tersebut dan bekerja sama dengan sekolah untuk menyelidiki insiden tersebut.
Video tersebut direkam oleh seorang orang tua di taman kanak-kanak tersebut pada tanggal 3 September dan dibagikan di media sosial. Video tersebut dengan cepat menjadi viral dan mengejutkan publik. Keluarga gadis berusia 3 tahun tersebut menyadari bahwa anak mereka adalah korban dalam insiden tersebut dan mengambil tindakan hukum melalui pengacara.
Pengacara keluarga gadis itu mengatakan bahwa guru tersebut telah memukuli gadis itu sebelum insiden itu direkam. Pengacara tersebut juga mengatakan bahwa guru tersebut bertindak lebih lembut dari biasanya karena ia tahu ada orang tua di luar kelas. Pertanyaannya adalah, biasanya, ketika hanya ada dia dan murid-muridnya, bagaimana guru tersebut akan memperlakukan murid-muridnya yang masih kecil?
Keluarga gadis itu kini telah mengajukan pengaduan ke polisi setempat atas kekerasan yang dialami putri mereka di sekolah. Keluarga gadis itu menekankan bahwa putri mereka baru bersekolah beberapa hari setelah liburan musim panas, tetapi sudah mengalami kerusakan psikologis yang "parah".
Mereka membawa putri mereka ke psikolog untuk menilai situasinya dan mengetahui bahwa gadis itu trauma akibat kejadian di sekolah. Ia kini memiliki sikap takut pada orang dewasa, menghindari komunikasi, dan tidak ingin menatap mata orang dewasa. Khususnya, ia tidak mau membicarakan tentang sekolah dan guru.
Philippe Goujon, wali kota distrik ke-15, lokasi taman kanak-kanak tempat insiden kontroversial itu terjadi, mengatakan bahwa guru yang melakukan pelanggaran tersebut adalah seorang pegawai senior di sekolah tersebut. Ia telah bekerja di sekolah tersebut selama sekitar 10 tahun dan berusia 50-an.
"Guru tersebut memiliki pemahaman yang baik tentang peraturan sekolah, ramah terhadap orang tua, dan berpengalaman dalam pekerjaannya. Menurut pihak sekolah, guru tersebut biasanya berperilaku sesuai standar dan jarang terpengaruh emosi. Sebelumnya, beliau tidak pernah dikritik karena memiliki sikap atau perilaku yang tidak pantas di kelas," ujar Bapak Goujon.
Saat bekerja sama dengan dewan direktur taman kanak-kanak tentang insiden kontroversial tersebut, guru tersebut tidak memberikan penjelasan apa pun untuk membela diri.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/giao-vien-mam-non-danh-be-3-tuoi-khien-du-luan-phan-no-20240914110635907.htm
Komentar (0)