Forum ini diselenggarakan oleh Komite Kebijakan dan Strategi Pusat bekerja sama dengan Asosiasi Ilmu Ekonomi Vietnam, Asosiasi Usaha Kecil dan Menengah Vietnam, dan Majalah Ekonomi Vietnam, dengan fokus pada pencarian solusi guna mewujudkan target pertumbuhan PDB sebesar 8% pada tahun 2025 dan lebih dari 10% pada periode 2026-2030.
Forum Pertumbuhan Ekonomi Vietnam 2025. (Foto: vneconomy.vn) |
Dalam pidato pembukaannya, Bapak Tran Luu Quang, Sekretaris Komite Sentral Partai dan Ketua Komite Kebijakan dan Strategi Pusat, menekankan bahwa forum ini merupakan kesempatan untuk mendengarkan pendapat dari praktik. "Kami memilih pendekatan sebaliknya: mendengarkan untuk melembagakan gagasan dari praktik, menyaring inisiatif menjadi kebijakan spesifik," ujarnya.
Menanggapi seruan tersebut, banyak pelaku usaha telah menunjukkan hambatan yang ada. Bapak Nguyen Xuan Phu, Wakil Ketua Asosiasi Usaha Kecil dan Menengah Hanoi sekaligus Ketua Sunhouse Group, mengatakan bahwa sangat sulit bagi pelaku usaha untuk memperluas investasi karena prosedur administratif yang rumit dan peraturan yang tumpang tindih.
Senada dengan itu, Ibu Mai Kieu Lien, Direktur Jenderal Perusahaan Saham Gabungan Produk Susu Vietnam ( Vinamilk ), menyarankan agar Pemerintah mereformasi sistem dokumen hukum. Menurutnya, menumbuhkan kepercayaan pelaku usaha akan memotivasi mereka untuk berani berinvestasi dan berinovasi.
Selain menghilangkan hambatan, para ahli juga menekankan perlunya transformasi model pertumbuhan. Dari perspektif industri tekstil, Bapak Le Tien Truong, Ketua Grup Tekstil dan Garmen Nasional Vietnam (Vinatex), memperingatkan bahwa target ekspor sebesar 80 miliar dolar AS pada tahun 2030 mustahil tercapai jika hanya dikembangkan secara menyeluruh. Beliau mengusulkan pergeseran ke arah kedalaman, peningkatan produktivitas melalui teknologi, dan promosi transformasi hijau.
Di tingkat makro, Dr. Can Van Luc, Kepala Ekonom BIDV, mengusulkan agar model pertumbuhan lebih mengandalkan pertumbuhan produktivitas, alih-alih tenaga kerja dan sumber daya murah. Bersamaan dengan itu, Bapak Dang Hong Quang, Kepala Perwakilan VinaCapital di Hanoi, mengusulkan pembentukan sistem informasi kredit nasional khusus untuk usaha kecil dan menengah (UKM) agar mereka dapat mengakses modal dengan mudah.
Menyintesis pendapat-pendapat tersebut, Bapak Tran Luu Quang menegaskan bahwa target pertumbuhan dua digit tersebut layak. Beliau menekankan: "Perkembangan dua digit tidak berarti semua sektor harus berakselerasi untuk mencapai target pertumbuhan dua digit, tetapi yang terpenting adalah mencapai efisiensi yang berkelanjutan dan inklusif secara keseluruhan." Menurut beliau, terdapat empat prasyarat untuk mencapai target ini, antara lain:
Pertama, perlu ada konsensus dan kerja sama dari Pemerintah, dunia usaha, dan seluruh masyarakat.
Kedua , segera hilangkan kesulitan-kesulitan, terutama masalah-masalah kelembagaan.
Ketiga , perlu memiliki strategi dan model pembangunan yang tepat, dengan menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi, inovasi, dan transformasi digital sebagai penggerak utamanya.
Keempat , bersiaplah untuk merespons guncangan eksternal seiring meningkatnya keterbukaan ekonomi.
"Keyakinan pada reformasi, terutama reformasi kelembagaan dengan pemikiran inovasi yang revolusioner, merupakan landasan bagi kita untuk membuat terobosan," tegas Bapak Tran Luu Quang.
Sumber: https://thoidai.com.vn/go-vuong-the-che-doi-moi-mo-hinh-chia-khoa-tang-truong-hai-con-so-214724.html
Komentar (0)