
Pada acara tanggal 14 Oktober, CEO Google Cloud Thomas Kurian mengatakan Google telah menginvestasikan $15 miliar untuk membangun pusat data untuk Ekosistem Kecerdasan Buatan baru di India Selatan.
Investasi tersebut akan diluncurkan selama lima tahun ke depan dan akan menjadi pusat AI Google terbesar di luar AS, kata Tn. Kurian.
Sebelumnya, pada 13 Oktober, Menteri Pengembangan Sumber Daya Manusia negara bagian Andhra Pradesh (India) Nara Lokesh menilai proyek 1 gigawatt ini bernilai 10 miliar dolar.
"Kesepakatan ini tercapai setelah satu tahun diskusi intensif dan upaya yang tak kenal lelah," ujar Lokesh dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.
Investasi tersebut akan dilakukan oleh Raiden Infotech, anak perusahaan Google di India, dengan rencana untuk mengembangkan tiga kampus di seluruh kota Visakhapatnam, demikian laporan Economic Times India.
Menurut laporan lain dari Economic Times pada tanggal 13 Oktober, pejabat negara telah merencanakan untuk lebih meningkatkan proyek tersebut dan memperluas kapasitas negara selama tiga tahun ke depan.
Banyak perusahaan kini tengah menggenjot investasi dalam infrastruktur untuk mengimbangi lonjakan permintaan layanan cloud secara global karena layanan AI menjadi semakin umum.
Dalam laporan pendapatan kuartal kedua pada bulan Juli 2025, Google meningkatkan perkiraan belanja modalnya untuk tahun 2025 menjadi $85 miliar, dari $75 miliar pada bulan Februari, karena "permintaan yang kuat untuk produk dan layanan cloud."
Bersamaan dengan itu ada rencana untuk menginvestasikan $25 miliar dalam infrastruktur pusat data dan kecerdasan buatan selama dua tahun ke depan di negara bagian yang terletak di jaringan listrik terbesar AS.
India semakin menarik perusahaan multinasional, seperti Microsoft dan AWS, untuk berinvestasi dalam infrastruktur cloud dan AI di negara tersebut.
Demam pusat data di India
Menurut laporan pada bulan Mei tahun ini oleh perusahaan manajemen investasi dan layanan real estat Collier, kapasitas pusat data India saat ini sekitar 1,2 gigawatt – hanya sebagian kecil dari kapasitas global.
Namun, pasar potensial ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat, melampaui angka 3 gigawatt dalam lima tahun ke depan.
Pertumbuhan tersebut menarik perusahaan pusat data global, miliarder India, dan bahkan pengembang real estat mewah, yang semuanya bertaruh pada sektor ini, yang dipandang sebagai tulang punggung masa depan digital negara tersebut.
Langkah-langkah ini menunjukkan skala ambisi: basis data yang dulunya diukur dalam puluhan megawatt kini direncanakan dalam gigawatt, sering kali oleh "hyperscaler," atau perusahaan yang mengonsumsi daya komputasi dalam jumlah besar.
Selain itu, India juga memiliki banyak ruang untuk mengembangkan pusat data berskala besar. Dibandingkan dengan pusat data di Eropa, biaya listrik di India relatif rendah.
Hal ini, ditambah dengan meningkatnya kapasitas energi terbarukan di India - faktor utama untuk pusat data yang membutuhkan banyak daya - membuat pasar ini semakin menarik.
India memasuki momen emas di mana penyedia cloud global, perusahaan AI dan digitalisasi lokal bersatu untuk menciptakan salah satu pasar pusat data paling dinamis di dunia.
Sumber: https://baovanhoa.vn/nhip-song-so/google-dau-tu-15-ti-do-la-xay-dung-trung-tam-du-lieu-lon-tai-an-do-174681.html
Komentar (0)