Jalan tua itu menyanyikan lagu langkah kaki ayahku yang terburu-buru.
Bayangan rapuh seorang ayah tak mampu mencakup pikiran tentang langkah kaki anaknya.
Ibu saya sudah bisa menulis puisi ketika ayah saya pergi berperang.
Asap dapur berbentuk garis lurus, sedangkan asap bom berbentuk garis tajam.
Gambar ilustrasi. |
Menunggu dengan cemas di gang yang sepi.
Ibu menulis puisi sambil menidurkan buaian dengan lagu pengantar tidur.
Di dalam medan perang, ayahku menyanyikan lagu pengantar tidur untuk rekan-rekannya.
Melodi merdu terbawa angin dari belakang.
Kawah-kawah akibat bom menyembunyikan jiwa-jiwa rumput muda dan bumi.
Medan perang di hamparan alang-alang menyanyikan lagu darah.
Sebuah surat yang diselipkan di dada ayahku, bernoda merah debu medan perang.
Definisi cinta berbau mesiu.
Definisi kehidupan tidak lengkap tanpa pengorbanan.
Dan suatu hari nanti asap dan api perang akan berakhir.
Sang ayah pulang, sang ibu diliputi kebahagiaan.
Setelah itu, pohon akasia tersebut tidak lagi merasa kesepian.
Rambut ibuku masih hijau, sebuah pengingat akan kenangan ayahku.
Sang induk menidurkan anak bangau dengan nyanyiannya.
Ibu menyanyikan lagu pengantar tidur untuk ayah di malam yang berangin.
Aroma buah soapberry melantunkan lagu pengantar tidur di lorong kecil itu.
Irama langkah pasukan yang berbaris meninabobokan rumput dan bunga hingga tertidur.
Lagu pengantar tidur... si anak berpegangan pada bayangan ayahnya.
Berjalan dengan polos di tengah luasnya perjalanan hidup.
Sumber: https://baobacgiang.vn/gui-cha-postid416609.bbg






Komentar (0)