Masyarakat Hmong sering memulai perjalanan memetik teh mereka di pagi hari, ketika embun masih menempel di setiap kuncup teh. Inilah waktu yang ideal bagi teh untuk mempertahankan kesegaran dan cita rasa aslinya. Pohon teh Shan Tuyet kuno tumbuh secara alami di lereng gunung yang tinggi, beberapa di antaranya setinggi 5-10 meter, dengan batang seukuran lengan orang dewasa, ditutupi lumut dan lumut kerak.
Pohon teh Shan Tuyet bukan hanya hasil panen, tetapi juga dianggap sebagai harta karun pegunungan dan hutan . Bagi masyarakat Hmong, setiap pohon teh memiliki jiwa. Memanen bukan sekadar pekerjaan, tetapi juga ritual penghormatan atas karunia alam. Di beberapa tempat, seperti Suoi Giang ( Yen Bai ), masyarakat juga mengadakan upacara tahunan untuk memuja pohon teh leluhur sebagai ungkapan syukur dan doa atas panen yang melimpah.
Komentar (0)