Memperluas peluang ekspor
Dalam beberapa tahun terakhir, penandatanganan dan implementasi perjanjian perdagangan bebas (FTA) telah secara signifikan memperluas ruang pasar untuk barang-barang Vietnam. Baru-baru ini, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Vietnam-UEA (CEPA), yang ditandatangani setelah negosiasi yang hanya berlangsung selama 16 bulan, mencetak rekor baru dalam proses integrasi Vietnam.
“CEPA membuka pintu lebar ke pasar Timur Tengah dan Afrika – wilayah dengan potensi yang kaya namun belum sepenuhnya dimanfaatkan. Jika dimanfaatkan dengan baik, ini akan menjadi dorongan baru bagi ekspor produk pertanian, tekstil, dan barang konsumsi Vietnam,” kata Bapak Tran Thanh Hai, Wakil Direktur Departemen Impor-Ekspor, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan .
Selain itu, ratifikasi resmi oleh Majelis Nasional Vietnam atas aksesi Inggris ke CPTPP akan membantu bisnis Vietnam menembus lebih dalam ke pasar G7, dengan tingkat liberalisasi perdagangan yang tinggi dan standar yang ketat. Ini akan berfungsi sebagai ujian bagi bisnis untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah barang ekspor mereka. Bersamaan dengan itu, implementasi FTA baru seperti VIFTA dengan Israel dan peningkatan FTA yang ada di dalam ASEAN akan membantu memperkuat dan mendiversifikasi struktur pasar ekspor.
Dalam konteks meningkatnya biaya promosi perdagangan tradisional dan pergeseran kuat perilaku konsumen global menuju lingkungan digital, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah mempromosikan platform promosi perdagangan digital seperti Vietrade Map, Vietrade CRM, iTrace247, dan stan Vietnam di platform e-commerce internasional.
| Aktivitas impor dan ekspor telah menjadi salah satu pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi Vietnam. |
“Transformasi digital adalah tren yang tak terhindarkan dan arah yang tepat, terutama bagi usaha kecil dan menengah. Namun, untuk memanfaatkannya, bisnis harus proaktif membekali diri dengan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan mereka dalam pemasaran internasional, logistik, dan standar produk,” kata Ibu Nguyen Thao Hien, Wakil Direktur Departemen Pasar Eropa dan Amerika (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan).
Meskipun ekspor telah pulih setelah pandemi, keberlanjutan tetap menjadi perhatian. Saat ini, lebih dari 70% omset ekspor Vietnam berasal dari perusahaan investasi asing (FDI), sementara bisnis domestik, terutama usaha kecil, masih menghadapi kesulitan dalam mengakses pasar internasional.
"Sebagian besar bisnis domestik tidak mampu berpartisipasi secara mendalam dalam rantai nilai global karena keterbatasan skala, teknologi, dan kemampuan untuk mematuhi standar internasional," demikian penilaian Bapak Le Quoc Phuong, mantan Wakil Direktur Pusat Informasi Industri dan Perdagangan (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan).
Selain itu, struktur pasar ekspor masih sangat bergantung pada beberapa negara seperti AS, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, sementara pangsa pasar di pasar potensial lainnya sangat kecil. Ekspor produk pertanian dalam bentuk mentah atau setengah jadi masih umum, sehingga menghasilkan nilai tambah yang rendah dan peningkatan risiko terkait standar teknis.
Proaktif - Kolaboratif - Berkelanjutan
Menurut para ahli, untuk secara efektif meningkatkan aktivitas impor dan ekspor, Vietnam perlu terus merestrukturisasi strategi pasarnya dan mengembangkan produk ke arah yang lebih terspesialisasi.
Pertama, perlu secara bertahap mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional dan secara proaktif menembus wilayah baru seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan, di mana Vietnam sudah memiliki keunggulan politik dan sedang mengupayakan berbagai perjanjian perdagangan.
Kedua, perlu ada perubahan pola pikir terkait promosi perdagangan dari "mencari pasar untuk produk" menjadi "mengembangkan produk sesuai dengan permintaan pasar." Ini berarti tidak hanya meningkatkan volume produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas, ketelusuran, memenuhi standar ramah lingkungan, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
Ketiga, fokuslah pada investasi di bidang logistik dan infrastruktur pendukung ekspor. Para ahli menyarankan untuk membangun pusat logistik regional, terutama untuk produk pertanian, guna mengurangi biaya dan risiko bagi bisnis. Promosi ekspor resmi, khususnya melalui perbatasan utara, juga perlu diperkuat.
Keempat, terus mendukung bisnis dalam meningkatkan kapasitas mereka untuk mematuhi peraturan internasional. Ini merupakan faktor kunci bagi barang-barang Vietnam untuk menjangkau pasar yang lebih luas, terutama dalam konteks semakin maraknya hambatan non-tarif seperti standar ESG (lingkungan, sosial, tata kelola).
Terakhir, membangun sistem informasi pasar yang tersinkronisasi dan mutakhir yang mampu memberikan peringatan dini tentang fluktuasi geopolitik, tren konsumen, hambatan teknis, dan lain-lain, sangatlah penting. Ini akan menjadi alat untuk membantu lembaga pengatur merumuskan kebijakan secara fleksibel dan bisnis menyesuaikan strategi ekspor mereka secara tepat waktu.
Impor dan ekspor bukan hanya pendorong pertumbuhan, tetapi juga bagian penting dari strategi Vietnam untuk integrasi dan pembangunan ekonomi. Untuk melangkah lebih jauh, kita tidak bisa hanya mengandalkan harga rendah atau preferensi tarif, tetapi harus berinvestasi secara besar-besaran dalam kualitas, pencitraan merek, dan adaptasi komprehensif terhadap tren global baru.
| Ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan diproyeksikan tumbuh sebesar 13,1% pada kuartal pertama tahun 2025. |
Sumber: https://thoibaonganhang.vn/hoat-dong-xuat-nhap-khau-can-chien-luoc-chu-dong-163384.html






Komentar (0)