Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lebih dari 50 negara memperingatkan pada tanggal 8 November tentang peningkatan aktivitas pemerasan siber yang menargetkan rumah sakit.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus mengatakan bahwa serangan siber terhadap sektor kesehatan telah meningkat baik dalam skala maupun frekuensi, AFP melaporkan pada 8 November. "Kejahatan siber, termasuk ransomware, merupakan ancaman serius bagi keamanan internasional. Serangan semacam itu terhadap rumah sakit harus dipandang sebagai masalah hidup dan mati," ujar Ghebreyesus.
Ransomware adalah bentuk pemerasan dunia maya di mana peretas menyusup dan mengenkripsi data korban, termasuk individu dan bisnis, lalu meminta tebusan jika korban ingin memulihkan data tersebut.
WHO dan lebih dari 50 negara memperingatkan serangan siber terhadap rumah sakit
Lebih dari 50 negara telah menandatangani pernyataan bersama, yang memperingatkan ancaman tersebut dan menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi pemerasan dunia maya.
“Serangan-serangan ini menimbulkan ancaman langsung terhadap keselamatan publik dan membahayakan nyawa manusia dengan menunda layanan perawatan kesehatan vital, menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan, dan berpotensi menimbulkan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” demikian bunyi pernyataan bersama tersebut.
Direktur Jenderal WHO mengatakan fasilitas kesehatan menjadi target favorit penyerang ransomware, karena transformasi digital sistem kesehatan, tingginya nilai data kesehatan, meningkatnya kebutuhan kesehatan, dan terbatasnya sumber daya.
Kepala delegasi Uni Eropa (UE) mengimbau negara-negara untuk melakukan upaya mengurangi aktivitas kejahatan dunia maya dan mencegah terjadinya kejahatan di wilayah mereka.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/hon-50-quoc-gia-canh-bao-tong-tien-mang-nham-vao-benh-vien-185241109073634215.htm






Komentar (0)