Menurut WHO, meskipun belum ada kasus yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan sejauh ini, risiko kemunculan chikungunya di Vietnam tetap ada. WHO bekerja sama erat dengan Kementerian Kesehatan untuk memantau situasi, berbagi informasi, dan mendukung upaya kesiapan dan respons Vietnam. WHO juga merencanakan kegiatan komunikasi untuk mendukung upaya Kementerian Kesehatan.
WHO mencatat bahwa penting bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa perlindungan terbaik terhadap chikungunya (dan demam berdarah) adalah dengan menghindari gigitan nyamuk.
WHO merekomendasikan agar orang-orang mengenakan pakaian yang menutupi kulit mereka untuk menghindari gigitan nyamuk di siang hari, menggunakan obat nyamuk pada kulit yang terbuka, dan menggunakan kelambu pada jendela dan pintu untuk mencegah nyamuk masuk ke rumah. Kelambu yang diolah secara kimia harus digunakan untuk mereka yang tidur di siang hari, seperti anak kecil, orang sakit, atau lansia. Di area sekitar rumah, orang-orang harus menutupi atau menghilangkan tempat-tempat di mana nyamuk dapat berkembang biak, seperti wadah air, botol, dan ban.
Jika anggota keluarga mengalami demam mendadak disertai nyeri sendi, mereka harus segera dibawa ke fasilitas medis , terutama jika mereka termasuk dalam kelompok berisiko tinggi mengalami gejala parah atau pemulihan yang lambat. Kelompok ini meliputi orang berusia di atas 65 tahun; bayi dan anak kecil; wanita hamil; dan orang dengan hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskular, atau kondisi medis lainnya. Bagi kelompok berisiko tinggi ini, mencari pertolongan medis saat gejala chikungunya muncul sangat penting.
Selama minggu pertama penyakit, pasien yang diduga menderita chikungunya harus menghindari gigitan nyamuk untuk mencegah penularan.
Sumber: https://thanhnien.vn/who-khuyen-cao-ve-nguy-co-benh-chikungunya-voi-vn-185250814231737329.htm






Komentar (0)