SGGPO
Pada tanggal 27 Mei, di Hanoi, Kementerian Kesehatan menyelenggarakan rapat umum untuk menanggapi Hari Tanpa Tembakau Sedunia, 31 Mei, dengan tema "Kita butuh makanan, bukan tembakau" dan Pekan Tanpa Tembakau Nasional, dari 25 hingga 31 Mei.
Aksi unjuk rasa dalam rangka Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei |
Dalam rapat umum tersebut, Wakil Menteri Kesehatan Tran Van Thuan menyatakan bahwa penelitian oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa penggunaan tembakau merupakan penyebab lebih dari 8 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun. Dari jumlah tersebut, lebih dari 7 juta orang meninggal akibat penggunaan tembakau langsung dan sekitar 1,2 juta orang meninggal akibat perokok pasif.
Merokok juga merupakan faktor yang meningkatkan risiko infeksi pernapasan, terutama penyebab utama kanker dan penyakit kardiovaskular. Selain dampak kesehatan, penggunaan tembakau juga menyebabkan kerugian ekonomi bagi individu, keluarga, dan masyarakat. Kerugian ini meliputi pengeluaran untuk merokok, biaya pemeriksaan medis dan pengobatan penyakit terkait rokok, penurunan produktivitas, hilangnya kapasitas kerja akibat penyakit, dan kematian dini.
Wakil Menteri Kesehatan Tran Van Thuan berpidato di rapat umum tersebut |
Di Vietnam, upaya pencegahan dampak buruk tembakau telah mencapai banyak hasil yang luar biasa. Dibandingkan dengan tahun 2015, tingkat perokok pria pada tahun 2020 telah menurun dari 45,3% menjadi 42,3%. Khususnya, tingkat perokok pasif juga telah menurun secara signifikan di tempat-tempat seperti: tempat kerja, lembaga pendidikan, transportasi umum, dan area dalam ruangan. Pada kelompok usia 13-15 tahun, tingkat merokok juga telah menurun dari 2,5% pada tahun 2014 menjadi 1,9% pada tahun 2022.
Para delegasi menghadiri rapat umum bersepeda untuk mempromosikan pencegahan bahaya tembakau. |
Namun, Vietnam masih menjadi salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. Khususnya, belakangan ini, rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan shisha telah bermunculan. Produk-produk ini saat ini dilarang untuk diimpor, diperdagangkan, dan diedarkan di pasar domestik, tetapi pembelian, penjualan, dan iklannya marak, yang menyebabkan peningkatan pesat penggunaan rokok elektrik di negara kita, terutama di kalangan pelajar. Kerugian kesehatan dan ekonomi yang ditimbulkan oleh penggunaan produk tembakau baru tidak kalah serius dibandingkan rokok konvensional, terutama dampak kesehatannya bagi generasi muda.
Pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia, 31 Mei tahun ini, WHO memilih tema "Kita butuh makanan, bukan tembakau" untuk mengajak negara-negara menggalakkan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang dampak buruk tembakau terhadap kesehatan, ekonomi, lingkungan, ketahanan pangan, dan gizi; menyebutkan hubungan antara penggunaan, budidaya tembakau, dan kemiskinan; mengajak masyarakat untuk berhenti merokok guna meningkatkan pengeluaran untuk makanan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)