Menurut laporan terbaru dari perusahaan edtech upGrad, sekitar 56% Gen Z lebih memilih untuk meminta bimbingan dari kecerdasan buatan (AI) daripada manajer ketika menghadapi tugas sulit di tempat kerja. Alasan utamanya adalah AI tersedia 24/7 (66%), memberikan saran yang objektif (56%), dan menjamin privasi selama percakapan sensitif (49%).
Laporan ini didasarkan pada data dari 3.512 karyawan Gen Z di berbagai industri dan 1.128 pemimpin SDM.
Generasi Z cenderung sangat mempercayai Generasi AI dalam bekerja. (Ilustrasi: Freepik)
Penggunaan kecerdasan buatan berkembang pesat di tempat kerja dan lintas generasi. Bagi Gen Z, AI bukan sekadar alat, tetapi telah menjadi bagian penting dari identitas profesional mereka.
Hampir tiga perempat karyawan Gen Z telah mengintegrasikan Gen AI ke dalam alur kerja mereka. Banyak yang melihat potensi yang jelas dalam perangkat ini: 77% mengatakan Gen AI membuka peluang baru, sementara 65% bersikap netral hingga optimis tentang dampaknya. Lebih dari separuh Gen Z memprediksi Gen AI akan memainkan peran sentral atau pendukung dalam pekerjaan mereka dalam lima tahun ke depan.
Khususnya, Gen Z semakin memilih AI untuk menemukan solusi yang cepat, relevan, dan efektif. Ketika mereka membutuhkan jawaban instan atau solusi yang dipersonalisasi, lebih dari separuh Gen Z menggunakan AI daripada sumber belajar tradisional. 38% mengandalkan teknologi ini untuk memecahkan masalah kompleks, sementara seperempatnya mengandalkannya untuk kenyamanan ketika sumber daya tradisional tidak tersedia.
Namun, Gen Z menggunakan Gen AI secara selektif dan seringkali secara pribadi. Sekitar seperempatnya bersedia berbagi penggunaan GenAI mereka dengan rekan kerja untuk dikembangkan bersama, sementara seperempat lainnya merahasiakannya agar tidak dihakimi. Namun, separuh Gen Z merasa nyaman berbagi ketika konteks, rekan kerja, dan sikap terhadap AI sesuai.
Bagi Gen Z, keluaran GPT biasanya memenuhi kebutuhan mereka dengan sedikit penyesuaian. Secara spesifik, 72% karyawan Gen Z mengaku menggunakan keluaran AI dengan sedikit penyesuaian, sementara tiga perempatnya menyatakan umpan balik GPT sudah memadai. Selain itu, seperempat Gen Z menyesuaikan GPT dengan kebutuhan mereka sendiri untuk meminimalkan penyesuaian keluaran.
Laporan tersebut juga menemukan kesenjangan besar antara ekspektasi Gen Z dan implementasi AI saat ini di dunia bisnis. Agar AI benar-benar efektif, organisasi perlu mengembangkan panduan yang jelas dan tepat waktu serta menyediakan pelatihan yang tepat.
Saat ini, 54% karyawan Gen Z menilai pelatihan yang ada tidak cukup baik, dan 52% tidak yakin tentang kebaruan program pelatihan, bahkan beberapa melaporkan bahwa pelatihan yang diperlukan jarang atau tidak pernah diberikan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)