Sehari setelah pencurian mengejutkan di Museum Louvre Prancis, Kementerian Kebudayaan Italia mengumumkan pada tanggal 20 Oktober bahwa mereka sedang mengembangkan sistem keamanan menggunakan kecerdasan buatan (AI), yang mampu mengidentifikasi perilaku mencurigakan di sekitar artefak yang tak ternilai harganya.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kebudayaan menyatakan bahwa Badan Museum sedang melaksanakan dua proyek percontohan penting yang berfokus khusus pada situs arkeologi. Sejak 2024, program ini telah didanai dengan total lebih dari 70 juta euro ($82 juta) dari sumber daya Eropa.
Inisiatif baru yang diumumkan bertujuan untuk meningkatkan alat pencegahan dan pemantauan menggunakan AI, analitik data besar, dan keamanan siber. Sistem ini mampu menganalisis video secara cerdas, mendeteksi perilaku tidak biasa dan gerakan mencurigakan, sekaligus sepenuhnya mematuhi peraturan privasi dan memicu peringatan prediktif yang tepat waktu.
Dengan bantuan algoritma yang dilatih secara khusus, sistem ini mampu mengidentifikasi perilaku dan sinyal berisiko dengan akurasi yang meningkat.
Kementerian Kebudayaan Italia menekankan bahwa melindungi warisan budaya sekarang menjadi prioritas utama negara itu, meskipun tidak secara langsung menyebutkan pencurian di museum Prancis.
Sebelumnya, empat orang menggunakan forklift untuk membobol Museum Louvre di siang bolong dan hanya butuh tujuh menit untuk mencuri banyak perhiasan berharga. Insiden ini memicu perdebatan tentang keamanan di museum.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/italy-phat-trien-he-thong-an-ninh-ung-dung-ai-sau-vu-trom-o-bao-tang-louvre-post1071607.vnp
Komentar (0)