Berbicara di Konferensi Organik Asia pada 17 September di Ninh Binh, Bapak Marco Schluter – Wakil Presiden IFOAM – Organics International, mengatakan bahwa gerakan organik global sedang berada di titik balik yang penting. Perubahan iklim yang parah, hilangnya keanekaragaman hayati, dan tantangan ketahanan pangan menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi pertanian organik.
Sektor organik telah mencapai hasil yang mengesankan, dengan penjualan global melampaui 120 miliar euro per tahun dan diperkirakan mencapai 600 miliar dolar AS dalam sepuluh tahun mendatang. Pertumbuhan ini menyebar dari pasar tradisional ke banyak negara berkembang, terutama di kawasan perkotaan Asia, di mana kekhawatiran tentang kesehatan dan keamanan pangan semakin meningkat. Namun, tingkat perkembangannya belum merata, dengan banyak wilayah yang masih belum menjadikan pertanian organik sebagai solusi untuk transformasi sistem pertanian.
Schluter menyoroti tantangan-tantangan utama seperti transformasi sistem pangan akibat dampak digitalisasi dan kecerdasan buatan, tekanan ekonomi terhadap petani, maraknya klaim keberlanjutan yang belum terverifikasi, dan dampak langsung perubahan iklim terhadap produktivitas. Dalam konteks ini, sertifikasi organik memainkan peran fundamental, alat paling andal untuk memastikan praktik pertanian regeneratif yang terverifikasi, alih-alih sekadar slogan pemasaran.
“Kolaborasi strategis antara gerakan organik dan gerakan ekologi lainnya akan menciptakan kekuatan kolektif untuk melawan model produksi yang regresif,” tegas Bapak Schluter.
Dari segi kebijakan, sebagian besar negara masih mendukung model pertanian tradisional yang mengandalkan bahan kimia. Namun, strategi "Farm to Fork" Uni Eropa dan kebijakan organik yang berkembang di Asia- Pasifik menunjukkan bahwa organik semakin diakui sebagai solusi terhadap perubahan iklim, pembangunan pedesaan, dan kesehatan masyarakat.
“Gerakan organik harus teguh pada prinsip-prinsip intinya dan inovatif dalam praktiknya agar dapat menjadi pusat perhatian dalam kerangka kebijakan global,” tegas Bapak Schluter.
Dari perspektif pertanian organik domestik, Dr. Ha Phuc Mich, Ketua Asosiasi Pertanian Organik Vietnam (VOAA), mengatakan bahwa perjalanan pengembangan pertanian organik di Vietnam berkaitan erat dengan proses penyempurnaan kerangka hukum. VOAA didirikan pada tahun 2011 dalam konteks ketiadaan dokumen hukum untuk bidang ini. Sejak awal, asosiasi ini telah merekomendasikan Pemerintah dan berbagai kementerian untuk mengembangkan kebijakan, yang membuka jalan bagi pengakuan dan pengembangan pertanian organik di Vietnam.






Komentar (0)