Seorang fotografer AFP kemudian melaporkan bahwa ratusan orang mulai meninggalkan Rumah Sakit Al-Shifa. Sementara itu, otoritas kesehatan di Gaza mengatakan 450 pasien terjebak di fasilitas medis tersebut.
Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza adalah rumah sakit terbesar di Jalur Gaza dan telah menjadi titik fokus konflik, yang kini memasuki minggu ketujuh, antara Israel dan Hamas. Israel menuduh Hamas mengoperasikan pangkalan bawah tanah di bawah rumah sakit tersebut, sebuah klaim yang dibantah Hamas.
Pasukan Israel di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa pada tanggal 15 November
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan 2.300 pasien, staf, dan warga sipil Palestina berlindung di Al-Shifa sebelum pasukan Israel masuk pada 15 November. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan puluhan orang meninggal dunia di rumah sakit tersebut akibat pemadaman listrik akibat kekurangan bahan bakar di tengah pertempuran sengit.
Israel telah berulang kali mendesak evakuasi pasien dari rumah sakit ke Gaza selatan, di tengah serangan militer Israel di wilayah utara, termasuk Kota Gaza. Namun, para ahli medis mengatakan pemindahan pasien mustahil dilakukan saat ini.
Israel berjanji akan menyerang 'di mana pun Hamas berada, termasuk Gaza selatan'
Direktur rumah sakit Mohammed Abu Salmiya mengatakan kepada AFP bahwa tentara Israel telah menginstruksikannya untuk memastikan "evakuasi pasien, yang terluka, orang-orang terlantar, dan staf medis, bahwa mereka harus berjalan menuju pantai."
Bahkan Gaza selatan pun tak pernah aman, dan kini ada tanda-tanda bahwa Israel sedang merencanakan serangan terhadap Hamas di selatan. Israel telah mengeluarkan peringatan baru kepada warga sipil di kota Khan Younis di selatan, yang meminta mereka untuk menjauh dari pemboman dan mendekat ke bantuan kemanusiaan. Ratusan ribu orang telah mengungsi dari Kota Gaza ke Khan Younis.
Direktur Rumah Sakit Nasser di Khan Younis mengatakan pada 18 November bahwa setidaknya 26 orang tewas ketika sebuah bangunan tempat tinggal di daerah tersebut diserang. Israel tidak segera mengomentari laporan tersebut.
Pada 18 November, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan negaranya akan melakukan "apa pun yang diperlukan untuk mencegah" pengusiran warga Palestina dari Gaza. "Bukan hanya kejahatan perang, tetapi juga ancaman langsung terhadap keamanan nasional kami... Kami tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi," kata Safadi pada konferensi keamanan Dialog Manama di Bahrain, menurut Reuters.
Israel izinkan bahan bakar masuk ke Gaza setelah permintaan AS
Ia juga mengatakan Yordania tidak mengerti bagaimana Israel bisa mencapai tujuannya melenyapkan Hamas. "Israel mengklaim ingin melenyapkan Hamas. Ada banyak pejuang di sini, saya hanya tidak mengerti bagaimana mereka akan mencapai ini," ujarnya.
[iklan_2]
Tautan sumber










Komentar (0)