
Patung prajurit pasukan khusus hutan Sac
Bus membawa kami keluar dari pusat Kota Ho Chi Minh di bawah sinar matahari kuning yang cerah. Bunga-bunga royal poinciana di awal musim panas bermekaran merah di jalanan kota yang dinamai Paman Ho. Kami menyusuri jalan berliku, melewati hutan bakau yang luas. Setelah sekitar satu setengah jam, Hutan Sac muncul di depan mata kami—hijau tua, damai, dan tenang. Hanya sedikit orang yang menyangka bahwa tempat ini dulunya adalah salah satu medan perang paling sengit di Selatan. Selama kunjungan lapangan, saya mendapat kehormatan bertemu dengan beberapa veteran yang pernah bertugas di zona perang Hutan Sac.
"Dulu di sini, lebih banyak ular, nyamuk, dan bom daripada beras," kenang Nguyen Van Hien, mantan prajurit Pasukan Khusus Hutan Sac, sambil merenung. "Setiap kali air pasang, kami harus berbaring di pohon, makan bola nasi, minum air tawas, hidup berdampingan dengan nyamuk, dan siap melawan serangan musuh siang dan malam." Zona Perang Hutan Sac membentang seluas lebih dari 1.000 kilometer persegi, dengan sistem kanal yang rapat dan hutan bakau yang lebat sebagai "perisai hijau" alami untuk melindungi pasukan revolusioner. Para prajurit pasukan khusus di sini tidak hanya harus menghadapi musuh dengan peralatan modern, tetapi juga harus melawan alam yang keras.

Jelajahi Hutan Sac
Memasuki zona perang Hutan Sac, berjalan di antara hutan bakau, bayam, oleander, daun terompet, dan bakau pahit yang luas. Kanal-kanal hijau, saya tiba-tiba teringat penulis Tran Thanh Giao (almarhum). Beliau telah hidup, berjuang, dan terikat dengan Hutan Sac hampir sepanjang masa mudanya. Dalam novel terkenal "An Unfinished Time" - yang dibacakan oleh Ibu Phi Dieu setiap malam di Radio Kota Ho Chi Minh (1989), penulis Tran Thanh Giao dengan gamblang menggambarkan Hutan Sac - khususnya buaya Hoa Ca (buaya bunga) yang ahli mencari dan memakan bangkai. Spesies buaya ganas ini, pada masanya, beratnya mencapai satu ton. Kini, mereka hampir punah karena perburuan dan pembantaian. Daging buaya asli lezat, alot seperti daging babi hutan, sungguh langka!
Kini, Hutan Sac tak hanya menjadi tempat yang menyimpan jejak perang, tetapi juga menjadi destinasi menarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Setiap tahun, ribuan orang datang ke sini untuk menikmati wisata yang memadukan penjelajahan alam dan pembelajaran sejarah. Pengunjung dapat memulai perjalanan dengan menaiki perahu menyusuri kanal-kanal yang berkelok-kelok, dinaungi bakau dan pohon sycamore. Udara sejuk dan aroma hutan yang harum membuat siapa pun serasa membersihkan debu kota. Dalam perjalanan tersebut, pengunjung akan diperkenalkan dengan ekosistem bakau yang kaya dengan beragam spesies flora dan fauna langka seperti buaya ungu, monyet ekor panjang, bangau putih, dan lain-lain.

Monumen Pasukan Khusus Hutan Sac
Situs Peninggalan Pasukan Khusus Hutan Sac merupakan tempat yang wajib dikunjungi. Di sini, model-model pangkalan, tempat perlindungan, dapur lapangan, dll. dipugar dengan jelas, membantu pengunjung memvisualisasikan perjuangan keras namun heroik para prajurit pasukan khusus di masa lalu. Banyak pemandu wisata saat ini adalah keturunan veteran, yang menceritakan kisah-kisah dengan penuh kebanggaan dan emosi, membuat setiap detail terasa hidup di benak para pendengar.
Selain itu, aktivitas seperti berkano melintasi hutan, memancing, mengunjungi penangkaran buaya, atau mengunjungi stasiun konservasi bakau juga menciptakan pengalaman yang tak terlupakan. Hutan Sac bukan hanya sebuah perjalanan kembali ke sumbernya, tetapi juga destinasi ekologi yang menarik di jantung wilayah Selatan. "Zona Perang Hutan Sac bukan hanya situs bersejarah, tetapi juga simbol pengorbanan diam-diam, patriotisme, dan tekad gigih para prajurit Vietnam. Kami berharap tempat ini bukan hanya tujuan wisata, tetapi juga ruang untuk pendidikan tradisional bagi generasi muda," ujar Bapak Tran Van Lam, pengurus Dewan Pengelola situs peninggalan tersebut.
Hutan Sac—tanah heroik di tengah alam liar—masih menyimpan kisah tragis keberanian dan semangat pantang menyerah tentara dan rakyat kita. Meski waktu telah berlalu, jejak para prajurit masa lalu masih terpatri di setiap tajuk bakau, setiap dahan pohon beringin, setiap kanal masa perang, seolah baru kemarin...

Wisatawan mengunjungi dan menjelajahi Hutan Sac
Kini, Hutan Sac tak hanya menjadi saksi bisu sejarah heroik, tetapi juga destinasi ideal bagi mereka yang gemar menjelajahi alam dan mempelajari warisan budaya. Dari pengalaman menarik di tengah hutan bakau hingga kisah mengharukan tentang keberanian para prajurit, Hutan Sac selalu meninggalkan kesan mendalam bagi para pengunjung. Tempat ini menyimpan kenangan tak terlupakan di masa perang, sekaligus membuka kesempatan bagi generasi muda untuk lebih memahami dan menghargai nilai-nilai perdamaian saat ini.
Sumber: https://baodantoc.vn/kham-pha-rung-sac-di-san-lich-su-va-thien-nhien-hoang-da-1746676434225.htm






Komentar (0)