Memuji dan memamerkan prestasi anak memang wajar bagi orang tua. Namun, agar pujian tersebut membawa emosi positif, perlu juga memperhatikan beberapa prinsip komunikasi.
Dalam komunikasi sehari-hari dan terutama di jejaring sosial saat ini, tidak sulit untuk menjumpai situasi di mana orang tua mengungkapkan pujian dan kebanggaan terhadap anak-anaknya.
| Seringkali, ketika orang tua memuji anak-anaknya, mereka juga mendapatkan reaksi dari anak-anak mereka sendiri. (Sumber: congluan) |
Itulah kebutuhan nyata, harapan sah yang lahir dari rasa cinta dan bahagia orangtua saat melihat jerih payah mengasuh dan mendidik anak kini membuahkan hasil.
Dari perspektif komunikasi, ada beberapa prinsip menarik yang disarankan yang membantu pujian pada anak mendatangkan emosi positif kepada semua pihak yang terlibat.
Komunikasi yang aman
Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, informasi data sangatlah penting.
Jika orang tua mengambil foto ijazah, transkrip, rapor, sertifikat, diploma, dll. anak-anak mereka tanpa mengaburkan informasi pribadi anak-anak mereka (nama lengkap, sekolah, kelas, alamat, dll.), mereka secara tidak sengaja akan menimbulkan risiko keamanan informasi. Orang jahat dapat mengumpulkan informasi pribadi ini untuk tujuan yang merugikan.
Banyak orangtua berpendapat bahwa orangtua "hanya memposting dalam mode teman, bukan mode publik" sehingga mereka dapat sepenuhnya yakin.
Kenyataannya, mekanisme penyebaran informasi tidak sesederhana itu. Kenalan bisa saja mengambil tangkapan layar dari unggahan tersebut, lalu melanjutkan membagikannya di situasi lain, baik sengaja maupun tidak sengaja, yang tidak kita ketahui.
Saat mengunggah informasi apa pun di media sosial, artinya kita tidak dapat mengontrol ke mana informasi tersebut akan menyebar, dan siapa yang dapat mengaksesnya. Oleh karena itu, komunikasi yang aman harus selalu menjadi prinsip yang perlu dijaga.
Komunikasi motivasi
Mudah untuk melihat bahwa dalam banyak kasus memuji anak-anak, orang tua menghadapi reaksi, tidak hanya dari pendengar dan pembaca, tetapi juga dari karakter cerita.
Banyak anak merasa malu dan mengeluh ketika mereka dipuji (atau?) secara berlebihan, bahkan berlebihan, oleh orang tua mereka.
Jelaslah, bila anak merasa malu di hadapan orang lain saat dipuji orang tuanya, atau bahkan merasa tidak enak hati, maka tindakan orang tua memuji anaknya tersebut telah memberikan pengaruh buruk terhadap psikologi anak.
Lagi pula, memuji anak berarti mengakui usaha mereka dan selanjutnya memotivasi mereka agar terus berlatih dan berjuang mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Prinsip komunikasi motivasi adalah memuji anak agar mereka merasa bangga, mengembangkan kemauannya, terus berusaha, dan tidak berpuas diri.
Berbagi media dan inspirasi
Untuk menghindari memuji anak Anda terlalu berlebihan dan menimbulkan kebosanan pada pendengar atau pembacanya, isi pujian sebaiknya berupa informasi yang bersifat inspiratif.
Orang tua dapat menceritakan perjalanan anak-anak mereka meraih kesuksesan saat ini. Tantangan, hambatan, dan kesulitan apa yang mereka hadapi? Bagaimana mereka melatih keterampilan memecahkan masalah dan pengambilan keputusan? Metode pembelajaran efektif apa yang telah mereka pelajari dan terapkan, serta rahasia pelatihan apa yang telah mereka gunakan untuk mencapai kesuksesan yang diharapkan.
Informasi tentang perjalanan menuju impian Anda selalu lebih menarik dan menginspirasi daripada informasi sederhana tentang tujuannya.
Pada saat yang sama, ini juga merupakan informasi sugestif dan referensi bagi pendengar dan pembaca, membantu membuat memuji anak-anak lebih bermakna, sebuah pelajaran dalam berbagi pengalaman, daripada sekadar menyombongkan diri.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/khen-ngoi-con-cung-can-ky-nang-truyen-thong-273157.html






Komentar (0)