Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Tak ada rasa yang dapat menandingi cita rasa makanan rumahan.

Waktu kecil dulu, aku tak mengerti apa arti kebahagiaan. Bagiku, kebahagiaan sederhana hanyalah berlarian dengan teman-teman di lingkungan sekitar, bermain permainan anak-anak, sampai aku mendengar ibuku memanggil dari dapur: "Nak, pulang makan malam!", lalu semua orang bubar, masing-masing pulang, dan aku bergegas pulang, takut membuat ibuku menunggu terlalu lama.

Báo Đồng NaiBáo Đồng Nai09/10/2025

Di meja makan ada sepanci sup panas, sepiring ikan bakar dengan aroma saus ikan yang harum, dan terkadang terdengar omelan lembut ibuku karena terlalu asyik bermain hingga lupa makan. Namun, di balik omelan itu, masih ada tatapan lembut, tangan yang mengambilkan lebih banyak makanan lezat untukku. Hidangan hari itu tidak mewah, hanya hidangan sederhana, tetapi cukup membuatku mengingatnya hingga hari ini.

Beranjak dewasa, setiap sore sepulang sekolah, aku terbiasa dengan aroma harum nasi yang menguar dari dapur kecil. Ibu selalu mengkhawatirkan kesehatanku, berpesan agar aku makan cukup nutrisi, agar punya tenaga untuk belajar. Ada hari-hari di mana aku menghadapi ujian yang menegangkan, bahkan Ibu bangun pagi untuk memasak semangkuk bubur hangat untukku, dan menyajikannya di meja. Saat itu, aku masih belum tahu itu kebahagiaan, aku hanya berpikir bahwa itu adalah tanggung jawab Ibu. Baru kemudian, ketika aku jauh, aku mengerti: kebahagiaan terkadang hanya tentang seseorang yang menungguku pulang untuk makan, adalah kepedulian Ibu saat memasak hidangan untuk seluruh keluarga.

Dapur saya tidak luas, hanya cukup untuk menampung meja makan kecil dan lemari kayu tua. Namun di ruang itu, kasih sayang ibu selalu melimpah. Setiap pagi, ibu bangun pagi untuk menyiapkan makanan bagi seluruh keluarga. Setiap sore, ketika suara bawang putih ditumbuk dan talenan bergema, seluruh rumah dipenuhi aroma kebersamaan keluarga. Ibu tidak pernah mengeluh lelah, melainkan hanya tersenyum ketika melihat semua orang menikmati hidangan mereka. Ternyata kebahagiaan seorang ibu begitu sederhana, melihat keluarga berkumpul di meja makan.

Saya tidak ingat berapa banyak masakan yang dimasak ibu saya. Terkadang hanya semangkuk sup sayur campur sederhana, terkadang ikan rebus dengan lada. Di waktu luangnya, ibu saya juga membuat sup kacang hijau manis, nasi ketan dengan buah gac, atau banh duc, banh khoai... Masakan yang dimasak ibu saya adalah gudang kenangan, sehingga hanya dengan mengingatnya saja hati saya merasa damai.

Ketika dewasa, saya harus meninggalkan kampung halaman untuk belajar dan bekerja. Selama jauh dari rumah, saya biasa berkeliaran di jalanan, menikmati berbagai macam makanan lezat. Namun anehnya, betapa pun mewahnya, rasa-rasa itu tak menghangatkan hati saya seperti masakan ibu saya. Ada hari-hari ketika saya lelah, saya berharap bisa mendengar ibu saya memanggil dari dapur: "Pulanglah untuk makan malam, anakku...", dan saya menyadari bahwa keinginan ini ternyata adalah kebahagiaan paling sederhana yang selalu dirindukan oleh seseorang yang jauh dari rumah seperti saya...

Kebahagiaan, terkadang, tidak terletak pada kesuksesan besar, barang-barang mewah, atau pesta mewah. Kebahagiaan sejati terletak pada momen-momen sederhana yang mudah kita lupakan: makanan hangat, panggilan sayang, senyuman lembut. Masakan ibu bukan sekadar hidangan, melainkan kristalisasi cinta, pengorbanan, dan keinginan agar anak-anaknya sehat dan sejahtera.

Setiap kali aku kembali ke kampung halaman, melangkah ke dapur yang familier, dan melihat sosok ibuku yang membungkuk di samping panci nasi, hatiku terasa sakit. Aku tahu suatu hari nanti ibuku akan tua dan lemah, tangannya tak lagi cekatan, dan masakannya mungkin tak lagi selezat dulu. Namun, itulah mengapa setiap hidangan yang dimasak ibuku kini menjadi semakin berharga, agar aku tahu bagaimana menghargai dan menyimpannya dalam kenanganku sebagai bagian tak tergantikan dari kebahagiaanku.

Saya menyadari bahwa kebahagiaan saya, dan mungkin kebahagiaan banyak orang lain, tidak jauh, melainkan terletak pada masakan rumahan, masakan ibu saya. Sebutir nasi ketan, sepotong ikan bakar, tawa bersama, semuanya berpadu, menciptakan kehangatan dan kebahagiaan yang tak tertandingi.

Teko Teh

Sumber: https://baodongnai.com.vn/van-hoa/202510/khong-huong-vi-nao-sanh-bang-bua-com-que-me-nau-0c71c0f/


Topik: senang

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Daerah banjir di Lang Son terlihat dari helikopter
Gambar awan gelap 'yang akan runtuh' di Hanoi
Hujan turun deras, jalanan berubah menjadi sungai, warga Hanoi membawa perahu ke jalanan
Rekonstruksi Festival Pertengahan Musim Gugur Dinasti Ly di Benteng Kekaisaran Thang Long

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk