Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics, tim Dr. Anna de Graaff (Institut Max Planck untuk Astronomi, Jerman) mengamati Cliff dengan Teleskop Luar Angkasa James Webb dan menemukan sinyal yang tidak biasa.
Objek tebing mungkin mewakili kelas baru objek kosmik yang disebut "lubang hitam bintang" - Gambar grafis: MPIA/HdA/T. Müller/A. de Graaff
Selama bertahun-tahun, James Webb telah merekam banyak objek aneh yang disebut "titik merah kecil". Inilah sebutan para ilmuwan untuk objek yang terlihat dari jarak miliaran tahun cahaya. Namun, asal usul mereka yang sebenarnya masih menjadi pertanyaan besar.
Cliff tampaknya menjadi bagian yang hilang dari teka-teki tersebut. Objek tersebut mengalami lonjakan kecerahan secara tiba-tiba, yang disebut patahan Balmer, yang umum terjadi pada banyak benda langit. Namun, ketajaman sinyal Cliff sama sekali berbeda dari galaksi atau inti galaksi pada umumnya.
Analisis menunjukkan bahwa Cliff bersinar berkat lapisan gas hidrogen padat yang dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi. Tim menduga bahwa itu sebenarnya lubang hitam raksasa: alih-alih hanya menyedot materi, Cliff dikelilingi oleh lapisan gas raksasa yang bersinar terang, membuatnya tampak seperti bintang.
Para ilmuwan telah menjuluki objek jenis ini sebagai lubang hitam bintang. Mereka percaya bahwa banyak "titik merah kecil" lainnya mungkin juga berjenis serupa dan mungkin merupakan cikal bakal lubang hitam supermasif yang kita lihat di alam semesta saat ini.
"Jika bintang lubang hitam bertahan dan tumbuh secepat yang diprediksi model, hal ini dapat menjelaskan kemunculan lubang hitam supermasif di awal alam semesta," kata Dr. Graaff.
Namun, ini hanyalah hipotesis awal. Tim peneliti berharap James Webb akan terus menemukan lebih banyak objek serupa untuk memperjelas sifat sebenarnya dari fenomena aneh ini.
Sumber: https://doanhnghiepvn.vn/cong-nghe/kinh-vien-vong-james-webb-phat-hien-vat-the-vu-tru-bi-an-chua-tung-thay/20250927121941249
Komentar (0)