Yang hadir dalam acara tersebut adalah Bapak Nguyen Huy Viet - Wakil Presiden Asosiasi Tunanetra Hanoi , bersama dengan perwakilan pimpinan, staf, guru dan 16 siswa dari Pusat tersebut.
Ini adalah salah satu kegiatan praktis dalam rencana pelatihan 2025, yang bertujuan untuk membantu para penyandang tunanetra mempraktikkan keterampilan mobilitas yang aman dan meningkatkan kemampuan untuk menerapkan teknologi digital dalam kehidupan.

Wakil Direktur Pusat Pendidikan Vokasi - Asosiasi Tunanetra Hanoi, Nguyen Trung Thai, memberikan keterangan. Foto: Khanh Linh
Dalam pidato pembukaannya, Wakil Direktur Pusat Pendidikan Vokasi - Asosiasi Tunanetra Hanoi, Nguyen Trung Thai, menekankan: "Tongkat putih bukan hanya alat bantu orientasi, tetapi juga simbol kemauan, tekad, dan hak untuk hidup mandiri tanpa tunanetra. Dalam konteks teknologi yang semakin berkembang, tunanetra dapat memiliki "pendamping" baru - yaitu, aplikasi digital, asisten virtual pintar untuk membantu mereka menemukan lokasi, menemukan jalan, menggunakan transportasi umum, dan berintegrasi lebih dalam ke dalam masyarakat."
Pelatihan berlangsung selama 4 hari (14, 15, 21, dan 22 Oktober) dengan beragam materi praktis: instruksi tentang cara menggunakan aplikasi saat berkendara; mempraktikkan keterampilan bergerak aman dengan tongkat putih dan tangan di area yang familiar; merasakan pengalaman naik bus, bergerak di tempat umum; berlatih menangani situasi saat berkendara. Melalui pembelajaran praktis, para siswa diperkuat dengan keterampilan orientasi, refleks fleksibel, dan cara menerapkan teknologi untuk mendukung pergerakan di lingkungan perkotaan.

Tongkat putih bukan hanya alat bantu navigasi, tetapi juga simbol tekad, tekad, dan hak untuk hidup mandiri tanpa bantuan tunanetra. Foto: Khanh Linh
Khususnya dalam rangka menyambut Hari Tongkat Putih Internasional yang jatuh pada tanggal 15 Oktober, para delegasi, mahasiswa dan staf Pusat turut serta dalam suatu kampanye mengganti foto profil di media sosial dengan gambar tongkat putih, guna menyebarkan pesan berbagi, simpati dan menghargai jiwa kemandirian kaum tuna netra.
Dalam rangka kursus ini, Pusat Pendidikan Kejuruan - Asosiasi Tunanetra Hanoi juga memperkenalkan dua inisiatif baru yang akan diterapkan dalam waktu dekat: aplikasi "Soi But" di ponsel pintar, yang akan memudahkan penyandang tunanetra untuk bepergian dengan bus; dan buku panduan "Berjalan dengan Percaya Diri - Panduan Lengkap Keselamatan Lalu Lintas bagi Tunanetra". Kedua inisiatif ini diharapkan dapat menjadi alat praktis untuk membantu penyandang tunanetra meningkatkan kemandirian dan keselamatan mereka saat berkendara.

Memberikan hadiah berlogo kursus kepada siswa. Foto: Khanh Linh
Program ini juga memberikan hadiah dengan logo kursus kepada siswa yang berpartisipasi, sebagai dorongan spiritual, memotivasi mereka untuk mengatasi kesulitan dan bangkit dalam hidup.
Menurut Wakil Presiden Ikatan Tunanetra Hanoi, Nguyen Huy Viet, dengan pesan "Tongkat Putih - Tongkat Iman dan Aspirasi untuk Bangkit", pelatihan "Tongkat Putih dan Perjalanan Aman Bersama Asisten Digital" ini bukan sekadar kegiatan pelatihan keterampilan, melainkan sebuah perjalanan untuk menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan, serta memberikan energi positif bagi komunitas tunanetra di ibu kota.
Melalui langkah-langkah yang percaya diri, proaktif dan aman, para penyandang tunanetra hari demi hari menegaskan kemampuan mereka untuk berintegrasi, berkontribusi dan bersinar dalam masyarakat modern.
Sumber: https://hanoimoi.vn/lan-toa-thong-diep-gay-trang-cay-gay-cua-niem-tin-va-khat-vong-vuon-len-719591.html
Komentar (0)