Pada pertemuan tersebut, Sekretaris Tran Luu Quang mengangkat beberapa isu, termasuk: "Apa yang perlu dilakukan untuk menjadikan Kota Ho Chi Minh sebagai pusat inovasi seluruh negeri, bahkan untuk memiliki peran utama? Untuk mencapai hal itu, bagaimana kita harus memulai, apa yang harus menjadi prioritas, dari mana sumber daya akan berasal, dan siapa yang akan bertanggung jawab atas pelaksanaannya?"
Dalam konteks saat ini, Kota Ho Chi Minh telah mencapai prestasi yang luar biasa. Kota ini saat ini menduduki peringkat kedua dalam Indeks Transformasi Digital dan Indeks Inovasi Nasional. Ekosistem startup inovatif kota ini berada di peringkat 110 secara global dan ke-5 di Asia Tenggara.

Sekretaris Komite Partai Kota Ho Chi Minh Tran Luu Quang dan para pemimpin kota menghadiri pertemuan dengan komunitas startup sains, teknologi, dan inovasi (Foto: Viet Dung/SGGP).
Khususnya, kota ini telah naik ke peringkat ke-30 dunia dalam blockchain, sebuah bidang yang berkembang pesat. Pencapaian ini merupakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan di masa mendatang.
Untuk terus berkembang, Kota Ho Chi Minh telah mengidentifikasi tiga kelompok topik utama yang akan difokuskan: membangun Pusat Inovasi dan Startup internasional, membuat terobosan dalam implementasi Resolusi 57, dan mengembangkan ekonomi tingkat bawah.
Para ahli dan pelaku bisnis telah mengemukakan banyak ide dan solusi untuk mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Salah satu usulan penting adalah membangun mekanisme dan kebijakan khusus untuk menarik talenta dan modal investasi.
Bapak Tran Kim Chung, Ketua CT Group, mengusulkan agar kota tersebut dapat mendirikan sebuah pusat untuk mengumpulkan dan mempublikasikan masalah-masalah yang perlu dipecahkan, baik dari sektor publik maupun swasta. Perusahaan rintisan dapat berpartisipasi dalam memecahkan masalah untuk mendapatkan hadiah, sekaligus memverifikasi kapasitas dan permintaan pasar mereka.
"HCMC dapat membangun penghargaan 'HCMC Future' dengan semangat yang sama seperti VinFuture tetapi fokus pada masalah aplikasi yang terkait dengan kebutuhan perkotaan. Startup yang memecahkan masalah ketersediaan dana dan pelanggan," kata Bapak Chung.
Sementara itu, Bapak Don Lam, Direktur Jenderal VinaCapital, mengatakan bahwa modal ventura selalu menerima tingkat kegagalan yang tinggi. Namun, kegagalan tersebut justru menjadi pelajaran bagi pasar untuk lebih matang.
"Hal terpenting yang dapat dilakukan Kota Ho Chi Minh bukanlah berinvestasi uang, tetapi menjadi pelanggan dan menggunakan produk-produk startup tersebut untuk membantu mereka membuktikan kemampuan mereka di pasar global," ujar Bapak Lam.
Dalam 5 tahun ke depan, Kota Ho Chi Minh menargetkan ekonomi digital menyumbang 30-40% dari PDB, menjadi Pusat Inovasi kelas internasional pada tahun 2030, dan ekosistem startup kreatifnya berada di antara 100 kota paling dinamis di dunia.
Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, Kota Ho Chi Minh telah menerapkan tiga terobosan strategis: mekanisme, kebijakan, dan daya tarik investasi; ekosistem teknologi dan inovasi strategis; tata kelola digital dan sumber daya manusia digital.
Kota ini memprioritaskan pengembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, komputasi awan, chip semikonduktor, robotika, blockchain, dan teknik biomedis. Bersamaan dengan itu, kota ini juga membangun model baru dana dukungan startup, menarik modal dari dana modal ventura, dan memfokuskan sumber daya untuk mendukung pusat-pusat inovasi yang menjanjikan.
Sumber: https://dantri.com.vn/cong-nghe/lanh-dao-tphcm-gap-go-cong-dong-khoa-hoc-cong-nghe-20251210114220618.htm










Komentar (0)