"Garis Hijau" adalah perbatasan de facto antara kedua negara, yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Tembok beton berbentuk T yang didirikan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah membuat lebih dari 4.000 meter persegi wilayah Lebanon tidak dapat diakses oleh penduduk setempat, kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB.
Ia mengutip informasi dari pasukan penjaga perdamaian , yang mengatakan bahwa bagian dari tembok tambahan yang dibangun di tenggara Yaroun juga melintasi Garis Hijau.
Tn. Dujarric mengatakan UNIFIL telah mengomunikasikan temuannya kepada militer Israel dan meminta agar tembok itu dibongkar.
⚡️ Israel menduduki lebih banyak wilayah Lebanon
— RT (@RT_com) 10 November 2025
IDF membangun tembok BARU 2 kilometer di dalam wilayah Lebanon — Yediot
Tembok beton menjulang di belakang Garis Biru, menghadap Maroun al-Ras di Lebanon
Kemungkinan bagian dari 5 'posisi strategis' yang IDF bersikeras menduduki di Lebanon pasca-gencatan senjata pic.twitter.com/Hrhblwsfm9
Video tembok yang dibangun Israel di perbatasan dengan Lebanon
Dalam pernyataan terpisah, UNIFIL menekankan: "Kehadiran dan pembangunan Israel di wilayah Lebanon merupakan pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan 1701 dan kedaulatan serta integritas wilayah Lebanon."
Seorang juru bicara militer Israel membantah bahwa tembok itu melintasi Garis Hijau.
UNIFIL, yang didirikan pada tahun 1978, beroperasi di wilayah antara Sungai Litani di utara dan Garis Hijau di selatan. Menurut situs web misi tersebut, pasukan tersebut memiliki lebih dari 10.000 personel militer dari 50 negara dan sekitar 800 warga sipil.
Sumber: https://congluan.vn/lien-hop-quoc-israel-xay-tuong-vuot-qua-bien-gioi-lebanon-10317879.html







Komentar (0)