Pada 14 November, Presiden AS Donald Trump secara resmi menandatangani perintah eksekutif yang membebaskan tarif timbal balik atas sejumlah produk pangan. Daftar pembebasan pajak tersebut mencakup kopi, teh, buah-buahan tropis, jus buah, biji kakao, rempah-rempah, pisang, jeruk, tomat, daging sapi, dan beberapa jenis pupuk.
Patut dicatat, banyak produk ini mengalami kenaikan harga dua digit tahun ini di AS. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan September menunjukkan bahwa harga daging sapi naik 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga tahun.
Selain itu, harga pisang naik 7% dan tomat naik 1%. Secara keseluruhan, kelompok makanan yang dikonsumsi di rumah pada bulan September meningkat 2,7% dibandingkan tahun sebelumnya.

Keputusan baru yang ditandatangani pada tanggal 14 November bertujuan untuk menyesuaikan cakupan tarif timbal balik yang diumumkan oleh Bapak Trump pada awal April, sehingga menghilangkan tarif pada banyak produk pertanian yang tidak dapat diproduksi di AS.
Sebelumnya, pada 5 September, Presiden AS juga menandatangani dekrit serupa, yang membebaskan pajak timbal balik untuk 45 kelompok barang seperti emas, nikel, bahan kimia... Semua ini adalah produk yang "tidak dapat ditanam, ditambang, dan diproduksi secara alami di AS", atau tidak dapat diproduksi untuk memenuhi permintaan domestik.
Pengecualian terbaru, yang berlaku efektif 13 November, menandai perubahan signifikan dalam kebijakan Presiden Trump. Sebelumnya, pemimpin AS tersebut selalu menegaskan bahwa kenaikan tarif impor yang tajam bukanlah penyebab inflasi.
Keputusan ini diambil hanya sehari setelah AS mencapai perjanjian kerangka kerja perdagangan dengan Argentina, Ekuador, Guatemala, dan El Salvador. Pemerintahan Trump juga menandatangani perjanjian dengan Swiss pada 14 November. Para pejabat AS berharap dapat mencapai lebih banyak perjanjian serupa tahun ini, yang membuka jalan bagi pengurangan tarif untuk berbagai produk lainnya.
Presiden Trump sering menyebutkan masalah biaya hidup baru-baru ini, mengklaim bahwa alasan kenaikan harga adalah karena kebijakan pendahulunya, bukan karena tarif impor.
Sementara itu, banyak ekonom mengatakan tarif impor merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan biaya. Mereka memperingatkan bahwa biaya hidup kemungkinan akan terus meningkat tahun depan, karena bisnis mulai membebankan lebih banyak beban biaya kepada konsumen.
Sumber: https://congluan.vn/my-mien-thue-quan-doi-ung-cho-nhieu-mat-hang-nong-san-10317880.html






Komentar (0)